Perajin Tenun Badui Lebak Banten Bangkit Pasca Dihantam Pandemi

 Sempat vakum dilanda pandemi Covid-19, kini permintaan kembali menggeliat. Para perajin tenun di pemukiman masyarakat Badui, Lebak Banten kini kembali bangkit.

Perajin Tenun Badui Lebak Banten Bangkit Pasca Dihantam Pandemi
Perajin tenun Badui Lebak Banten kembali menggeliat pasca dihantam pandemi selama dua tahun.

"Perajin tenun Badui di sini kembali normal seperti sebelum COVID-19 dan permintaan dari berbagai daerah relatif meningkat," katanya menjelaskan.

Begitu juga pedagang kerajinan Badui lainnya, Kubil (45) mengaku dirinya yang berjualan aneka kerajinan di tempat tinggalnya di pemukiman Badui cukup ramai, terlebih Sabtu dan Minggu.

Mereka wisatawan ke pemukiman Badui dari berbagai daerah di wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat untuk mengisi liburan pada akhir pekan, apalagi saat ini memasuki musim buah durian.

Baca Juga : Proyek Strategis Jadi Daya Tarik Investor di Karawang

"Kami saat ini permintaan konsumen relatif meningkat hingga 25 potong dibandingkan ketika COVID-19 hanya satu potong per pekan," katanya.

Menurut dia, harga kain tenun Badui dijual berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp1,2 juta/potong dan tergantung kualitasnya.

Perajin memproduksi kain tenun secara tradisional dengan menggunakan peralatan manual, bahkan ukuran panjang 3 meter dan lebar 3 meter rampung dikerjakan dua pekan.

Produksi kain tenun Badui kini banyak dijadikan busana oleh masyarakat juga wajib bagi pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Lebak.


Editor : Ahmad Sayuti