Ratusan Warga Leuwisadeng Keracunan Massal Usai Santap Makanan Tahlilan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menerima laporan adanya sebanyak 121 warga Desa Kalong II, Leuwisadeng, yang mengalami keracunan setelah menyantap makanan acara tahlilan.

Ratusan Warga Leuwisadeng Keracunan Massal Usai Santap Makanan Tahlilan
Warga keracunan massal di Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Bogor)

INILAHKORAN, Bogor-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menerima laporan adanya sebanyak 121 warga Desa Kalong II, Leuwisadeng, yang mengalami keracunan setelah menyantap makanan acara tahlilan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor Ade Hasrat di Cibinong, Bogor, Selasa, mengungkapkan bahwa peristiwa keracunan massal itu dilaporkan pada Senin (18/12) pagi yang menimpa mereka yang ikut dalam acara tahlilan pada Minggu (17/12) malam.

Ia menyebutkan, pada saat itu juga masyarakat yang mengalami keracunan langsung dilarikan ke puskesmas dan klinik setempat. Kemudian beberapa di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang.

Baca Juga : Usai Tewaskan Ibu Muda Warga Parungpanjang, Sopir Truk Belum jadi Tersangka 

"61 orang sudah dipulangkan, 60 masih dalam penanganan medis," kata Ade Hasrat.
Sementara itu Camat Leuwisadeng Rudi Mulyana mengungkapkan bahwa kasus keracunan massal ini telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena melibatkan ratusan penderita.

Ia menerangkan, awalnya Pemerintah Kecamatan Leuwisadeng menerima laporan masyarakat yang mengalami keracunan pada Senin (18/12) pagi, kemudian pihaknya melakukan investigasi hingga mencatat sebanyak 121 warga mengalami hal serupa dengan gejala mual, muntah, dan diare.

Rudi menyebutkan, Pemerintah Kecamatan Leuwisadeng melakukan pelacakan mengenai penyebab keracunan massal dengan melibatkan puskesmas setempat dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Baca Juga : Begini Langkah DinKUKMdagin Untuk Jaga Kepercayaan Konsumen di wilayah Kota Bogor

"Pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan di Labkesda, menangani kasus keracunan secara optimal untuk mencegah kematian dan system rujukan secara berjenjang dan melakukan monitoring serta evaluasi agar kejadian tersebut tidak terulang," kata Rudi. *** (antara)


Editor : JakaPermana