SMPN 18 Kota Bandung Hadirkan Sekolah Bebas Sampah Lewat Cara Sederhana

SMPN 18 Kota Bandung menerapkan prilaku baik kepada seluruh warganya mulai dari siswa dan siswi, guru serta komponen lainnya untuk memilah dan mengurangi sampah hingga mengelolanya melalui inovasi program bernama Mistar alias Misting dan Tumbler.

SMPN 18 Kota Bandung Hadirkan Sekolah Bebas Sampah Lewat Cara Sederhana
Sejumlah siswi SMPN 18 Kota Bandung terlihat tengah menghacurkan sampah kertas. (Foto Istimewa)

INILAHKORAN, Bandung,- SMP Negeri 18 Bandung membiasakan siswa-siswi, guru, dan petugas untuk kompak mengelola sampah secara mandiri. Pembiasaan tersebut ternyata mampu menjadikan SMPN 18 Kota Bandung menjadi sekolah bebas sampah lewat cara sederhana.

Pembiasaan mengelola secara mandiri di SMPN 18 Kota Bandung diperkuat melalui inovasi program bernama  Mistar, yang merupakan singkatan dari "misting dan tumbler".

Lewat Program Mistar tersebut, seluruh warga SMPN 18 Kota Bandung memupuk kebiasaan membawa tempat makan dan minum ke sekolah. Selain itu, SMPN 18 Kota Bandung juga mempunyai Duta Adiwiyata, yang juga punya produk kreatif dari pengolahan sampah.

Baca Juga : Pemkot Bandung Rekomendasikan Kenaikan UMK Sebesar 17 Persen

Kepala SMPN 18 Bandung, Rika Yustikasari menyebut, penerapan kebiasaan baik dalam pengelolaan sampah diawali dengan hal paling sederhana. Mulai dari membawa tempat makan dan minum, serta membiasakan siswa-siswi membuang sampah ke tempatnya sesuai jenis sampah tersebut.

"Kebiasaan sederhana ini kami lakukan setiap hari. Tentu tujuannya agar siswa-siswi menjadi terlatih memilah sampah," ujar Rika.

Sampah yang dihasilkan SMPN 18 Bandung dibagi menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan residu. Tidak berhenti di sini, mereka memperlakukan 3 jenis sampah ini sebagai upaya mewujudkan sekolah bebas sampah.

Mereka mengolah sampah organik dengan pola kompos. Lalu, sampah non-organik pun mereka coba olah sendiri, salah satunya dengan membuat ecobricks. Salah satu hasil kreasi ecobricks mereka adalah bangku dari sampah botol, kertas, dan plastik.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto