Sosok Ade Barkah di Mata Kader Golkar Jabar

Sejumlah kadet Partai Golongan Karya (Golkar) di beberapa daerah Jawa Barat berbagi pandangan terhadap sosok Ade Barkah. Menyusul peluang besar yang dimiliki Wakil Ketua DPRD Jabat tersebut untuk memimpin DPD Golkar Jawa Barat selama lima tahun ke depan.

Sosok Ade Barkah di Mata Kader Golkar Jabar

INILAH, Bandung,- Sejumlah kadet Partai Golongan Karya (Golkar) di beberapa daerah Jawa Barat berbagi pandangan terhadap sosok Ade Barkah. Menyusul peluang besar yang dimiliki Wakil Ketua DPRD Jabat tersebut untuk memimpin DPD Golkar Jawa Barat selama lima tahun ke depan.

Diketahui, dengan mekanisme aklamasi santer dikabarkan akan mengantarkan Tokoh Cianjur itu ke kursi Golkar-1 Jawa Barat. Hal tersebut seperti pendahulunya, yakni Dedi Mulyadi yang juga terpilih melalui mekanisme tersebut. 

Ade Barkah pun mendapatkan dukungan dari sejumlah senior dan kader Partai Golkar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Termasuk dari Dedi Mulyadi yang saat ini menjabat Ketua DPD Partai Golkar Jabar.

Baca Juga : Samsat Bekasi Beri Kemudahan Urus Surat Kendaraan Korban Banjir

Ketua DPD Golkar Kabupaten Karawang, Mulyono menilai Ade tidak pernah neko-neko selama bertugas sebagai Sekretaris DPD Golkar Jawa Barat. 

“Kang AB (sapaan Ade Barkah) gak pernah neko-neko saat berkomunikasi dengan kami sebagai kader daerah. Selama ini beliau jarang mau muncul ke permukaan. Beliau politisi yang kaya pengalaman. Dia juga seorang administratur partai yang baik dan mumpuni dalam tugas. Kami tentu mengharapkan karakter Kang AB ditiru oleh kader Golkar Jawa Barat,” ujar Mulyono, Kamis, (27/2/2020).

Alasan Mulyono itu mengacu pada pengalamannya tatkala pertama kali bertemu Ade. Saat itu dia hendak mengurus SK pengurus DPD Golkar dan sempat berbincang di sebuah warung kopi pinggir jalan. Ketika ditawari makan di salah satu rumah makan terkenal, Ade malah menolak secara halus. 

Baca Juga : Polres Majalengka Bekuk Pelaku Penebangan Liar

“Padahal, di pinggir warung kopi dekat jalan raya itu ada rumah makan. Saya tawari beliau saat itu. Tetapi kata beliau, sudah saja di sini ngobrolnya, sambil lihat kendaraan lalu-lalang. Akhirnya, sesekali obrolan kami terhenti karena suara bising dari truk besar yang lewat,” kenangnya. 

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto