Takabur Pangkal Kehinaan

MAHA Suci Allah Pemilik segala keagungan dan kebesaran. Hanya Dia yang layak bangga dan mendapat segala puji karena Dia-lah satu-satunya Pencipta segala kelebihan atas setiap mahluk-Nya.

Takabur Pangkal Kehinaan
KH Abdullah Gymnastiar

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Araf[7]:36).

Penyakit takabur memang benar-benar seperti bau busuk yang tidak dapat ditutupi dan disembunyikan. Orang yang mengidap penyakit ini demikian mudah dilihat oleh mata telanjang orang awam sekalipun dan dapat dirasakan oleh hati siapapun.

Mulai dari ujung rambut, lirikan mata, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, nada suara, bahkan senandungnya pun benar-benar menunjukkan keangkuhannya. Begitupun cara berjalan, duduk, menerima tamu, cara berpakaian serta segala gerak-gerik dimana pun berada, bahkan sampai ujung kaki; seluruhnya menjadi gambaran jelas bagi pribadi buruknya.

Baca Juga : Sayang, Adab di Saat Magrib Sunah yang Terabaikan

Ciri yang umum dan lebih jelas lagi digambarkan Allah swt. melalui firman-Nya, "(bukan demikian) sebenarnya telah datang kebenaran-Ku kepadamu, lalu kamu mendustakannya dan menyombongkan diri. Dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir." (QS. Az-Zumar[39]:59).

Rasulullah saw. pun bersabda; "Kesombongan ialah orang yang mendustakan kebenaran dan menganggap remeh/melecehkan orang lain." (H.R Muslim).

Siapapun yang berat menerima kebenaran al-Quran dan as-Sunnah, apalagi yang mendustakannya, jelas ia termasuk ahli takabur yang dijamin binasa dalam hina-dina hingga akhir hayat tidak bertobat. Juga termasuk ke dalam golongan ini orang-orang yang hanya mau benar sendiri, seakan-akan dia sudah menganggap al-Quran dan Hadist secara sempurna seperti Rasulullah saw.

Mereka kurang paham bahwa Islam itu diciptakan oleh Allah sejak nabi Adam AS hingga kiamat kelak selalu cocok untuk perentang waktu yang begitu panjang. Dengan segala situasi ekonomi, politik, maupun sosial yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya, yang dapat memenuhi setiap naluri dan bakat manusia untuk terangkat menjadi ahli surga. Karenanya bagaimana mungkin Islam yang begitu dahsyatnya dan luas dapat ditampung di kepala seseorang atau sekelompok orang yang nota bene bukan nabi?


Editor : Bsafaat