TPID Kota Bogor Gulirkan Gerakan Tanam Cabai untuk Kendalikan Laju Inflasi Daerah

Tim Pengendali Inflasi Daerah alias TPID Kota Bogor bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor menggulirkan gerakan tanam cabai di enam kecamatan. Aksi tersebut dilakukan untuk mengendalikan laju inflasi daerah.

TPID Kota Bogor Gulirkan Gerakan Tanam Cabai untuk Kendalikan Laju Inflasi Daerah
TPID Kota Bogor menyadari komoditas cabai merupakan salah satu komoditas yang juga berpengaruh terhadap inflasi daerah. Beberapa waktu lalu ketika terjadi inflasi, harga cabai di tingkat nasional dan daerah termasuk Kota Bogor sempat menyentuh harga Rp100 ribu per kilogram. (istimewa)

INILAHKORAN, Bogor - Tim Pengendali Inflasi Daerah alias TPID Kota Bogor bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor menggulirkan gerakan tanam cabai di enam kecamatan. Aksi tersebut dilakukan untuk mengendalikan laju inflasi daerah.

Secara simbolis, gerakan tanam cabai dilakukan Ketua TPID Kota Bogor Syarifah Sofiah bersama Kelompok Tani Dewasa (KTD) Mekar Mencrang, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bogor Hanafi, Kepala DKPP Chusnul Rozaqi di lahan seluas 1.000 m2 di RT 02/02, Kelurahan Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan.

Sejauh ini, TPID Kota Bogor menyadari komoditas cabai merupakan salah satu komoditas yang juga berpengaruh terhadap inflasi daerah. Beberapa waktu lalu ketika terjadi inflasi, harga cabai di tingkat nasional dan daerah termasuk Kota Bogor sempat menyentuh harga Rp100 ribu per kilogram.

Baca Juga : Ketua PPS di Cibinong 'Tolak' Ibu Kandung yang Ingin Nyoblos, Ini Penjelasannya !

"Sehingga, ketika itu untuk menekan inflasi, Kota Bogor pun melakukan kerja sama dengan daerah penghasil cabai agar menjual hasil pertaniannya ke Kota Bogor," ungkap Syarifah kepada wartawan usai meninjau TPS di Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Rabu 14 Februari 2024.

Syarifah memaparkan, sehingga permintaan pasar bisa terpenuhi dan harga jualnya bisa berangsur turun dan saat ini kembali turun diangka Rp55 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram untuk cabai merah besar ataupun keriting dan cabai rawit merah.

"Jadi kenapa yang ditanam ini sebagian besarnya cabai, karena ketika kami di tingkat kota melakukan monitoring harga bahan pokok cabai ini termasuk yang menyumbang inflasi, karena memang permintaannya tinggi termasuk di Kota Bogor," tutur Syarifah.

Baca Juga : Diselimuti Kabut saat Mencoblos, Prabowo Subianto Sebut Berkah

Syarifah menjelaskan, selain dikonsumsi oleh rumah tangga, permintaan cabai juga tinggi di tingkat hotel, kafe dan restoran hingga UMKM. Sehingga untuk antisipasi agar tidak bergantung pada daerah penghasil yang bisa saja juga terkena kendala ketika panen saat musim hujan, maka kebutuhan cabai di dalam kota bisa ditangani oleh hasil gerakan tanam cabai ini.
 
"Di Kota Bogor ada beberapa pertanian cabai. Saya belum lama ini ikut panen cabai merah keriting dan cabai merah besar di Cimahpar, hasilnya bagus sekali. Kemudian di Rambai. Cabai hasil panen itu belum dijual ke pasar juga sudah habis dibeli oleh warung-warung sekitar. Jadi di tingkat wilayah juga sudah bisa dijual. Jadi untuk pasarnya (penjualan) tidak ada kendala," jelasnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani