54 Persen Kasus Kanker Baru Terjadi pada Perempuan

Indonesia tercatat sebagai negara ke-8 di dunia dengan penderita kanker terbanyak sedunia. Berdasarkan laporan WHO melalui Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (The International Agency for Research on Cancer/IARC) yang terbit Desember 2020, jumlah penderita baru di Indonesia mencapai hampir 400.000 kasus selama 2020 dan 54 persen kasus terjadi pada perempuan.

54 Persen Kasus Kanker Baru Terjadi pada Perempuan
istimewa

INILAH, Bandung - Indonesia tercatat sebagai negara ke-8 di dunia dengan penderita kanker terbanyak sedunia. Berdasarkan laporan WHO melalui Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (The International Agency for Research on Cancer/IARC) yang terbit Desember 2020, jumlah penderita baru di Indonesia mencapai hampir 400.000 kasus selama 2020 dan 54 persen kasus terjadi pada perempuan.

Kanker payudara, mulut rahim (serviks), dan rahim (ovarium) adalah jenis kanker tertinggi yang banyak menimpa perempuan, sementara pada pria kebanyakan terjadi kasus kanker paru-paru, hati, dan usus besar (kolorektal). Dengan tingkat kematian mencapai 59 persen sangatlah penting untuk mengetahui seluk beluk tentang kanker, penyebab, tanda kemunculan dan gejala, serta bentuk pengobatannya.

Tidak ada penyebab pasti dari kanker. Terjadinya kanker dikaitkan dengan berbagai alasan mulai dari profil genetik individu hingga kebiasaan gaya hidup seperti merokok. Dengan demikian, mengenali tanda dan gejala serta diagnosis yang tepat sejak dini dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam penanganan kanker.

Baca Juga : MMKSI Dambut Baik Insentif PPnBM, Xpander Bakal Turun Harga?

Konsultan senior yang memiliki minat khusus pada kanker payudara dan ginekologi di Parkway Cancer Center (PCC) Wong Chiung Ing mengatakan, kanker payudara masih mendominasi kasus kanker di Indonesia, terhitung 20 persen dari kasus yang menyerang wanita.

“Wanita perlu dididik tentang tanda dan gejala kanker payudara. Beberapa di antaranya termasuk benjolan di payudara, inversi puting susu, atau perubahan kulit yang tidak normal. Sebagian besar kanker payudara ditemukan saat masih terlokalisasi di payudara dan di kelenjar getah bening di ketiak pada sisi yang sama. Kanker payudara pada fase lebih dini dapat diobati secara efektif dan berpotensi dapat disembuhkan dengan operasi, kemoterapi, terapi hormonal, terapi bertarget, dan radioterapi,” kata Wong, Rabu (17/2/2021).

Menurut dia, kanker serviks disebabkan human papillomavirus (HPV) dan terjadi di jaringan serviks (organ yang menghubungkan rahim dan vagina). Infeksi HPV yang didapat secara seksual sangat umum terjadi. Sementara 80 persen atau 90 persen infeksi bersifat sementara, sebagian kecil kasus dapat memicu pertumbuhan abnormal pada sel-sel lapisan dalam.

Baca Juga : Dua Hal yang Bikin Pelaku UMKM Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Sel-sel ini kemudian dapat berkembang menjadi prakanker, perubahan prainvasif yang disebut Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker invasif. Tidak ada tanda atau gejala infeksi HPV, perubahan prakanker atau bahkan dalam beberapa kasus, dari beberapa kanker serviks stadium awal. Dalam banyak kasus, gejala dapat berkembang hanya ketika sel kanker mulai menyerang jaringan sekitarnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani