Dewan Minta Pemkot Dukung Kerjasama Perumda Tirtawening dengan Perum Jasa Tirta II

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung meminta Pemkot Bandung untuk mendukung rencana kerjasama Perumda Tirtawening dengan Perums Jasa Tirta II. Alasannya, banyak warga Kota Bandung yang mempertanyakan air bersih.

Dewan Minta Pemkot Dukung Kerjasama Perumda Tirtawening dengan Perum Jasa Tirta II
Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung, Kurnia Solihat meminta Pemkot Bandung untuk mendukung rencana kerjasama Perumda Tirtawening dengan Perums Jasa Tirta II. Alasannya, banyak warga Kota Bandung yang mempertanyakan air bersih.

"Terlebih, jika sekarang ternyata warga bisa mendapatkan ketersediaan air bersih selama 24 jam dan dengan kualitas yang baik," ujar dia.

Di sisi lain, Kurnia menambahkan,  Perumda Tirtawening memang belum pernah melakukan penyesuaian tarif setelah kurang lebih10 tahun. Hal ini membuat tarif dasar air bersih di Perumda Tirtawening paling rendah se-Indonesia.

Seperti diketahui, beberapa waktu yang lalu. Perumda Tirtawening berencana melakukan penyesuaian tarif dasar air bersih. Namun, waktunya kurang tepat, sehingga ada instruksi dari pusat untuk membatalkan rencana tersebut dalam waktu yang belum ditentukan.

"Namun karena PDAM juga sekarang banyak memberikan subsidi terhadap pelanggan tidak mampu. Maka besar harapan kami, jika ke depan ada penyesuaian tarif tidak akan ada pembatalan kembali," ucapnya.

Kepada Pejabat Wali Kota Bandung, Kurnia berharap bisa mendorong segera terwujudnya kerjasama tersebut. Sehingga kebutuhan air bersih bagi warga Kota Bandung bisa segera terpenuhi. 

Di sisi lain, jika ada kebutuhan Perumda Tirtawening untuk memperbaiki instalasi air bersih, diharapkan untuk mendapatkan dukungan Pemkot Bandung. "Karena intalasi air bersih ini kan dibangun sejak jaman Belanda. Sehingga banyak pipa yang sudah mulai rusak," ujar dia.

Selain itu, ada juga pipa yang posisinya sekarang berada di tengah jalan, atau di bawah rumah penduduk, sehingga sulit jika ingin dilakukan perbaikan. "Kalau dulu saat pembangunan, mungkin posisinya tidak ada di tengah jalan atau di bawah rumah warga. Tapi seiring pembangunan posisinya jadi bergeser," ujar dia.


Editor : Ghiok Riswoto