Diam, Membebaskan Anda Dari Bahaya

MULUTMU harimaumu. Begikut kata pepatah. Tidak sedikit gara-gara ucapan menjadi petaka dirinya. Lidah adalah penyebabnya.

Diam, Membebaskan Anda Dari Bahaya

Bahaya dan ancaman lidah bagi kehidupan manusia tidak sedikit. Tidak ada yang menyelamatkan manusia dari bahaya dan ancaman itu kecuali diam. Oleh karena itu, syariat menganjurkan kaum Muslim untuk diam jika berbicara tidak diperlukan dan akan membawa mudharat.

Telah bersabda Rasulullah Saw, "Barangsiapa diam, niscaya dia terbebas (dari bahaya)". Dalam hadis lainnya beliau bersabda, "Diam adalah suatu aturan dan hanya sedikit yang mematuhinya". Ayah Sufyan bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang Islam hingga aku tak akan bertanya lagi kepada orang-orang setelah Tuan".

Sabda beliau kepada ayah Abdullah ibn Sufyan, "Katakan, Aku beriman kepada Allah, dan tetap teguhlah pendirianmu dengan itu". Dia kemudian bertanya lagi kepada beliau, "Perkara apakah yang seharusnya sangat aku takuti?" Beliau memberi isyarat dengan tangannya pada mulutnya. 'Uqbah bin 'Amir berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, bagaimana agar aku selamat?' Jawab beliau, "Jagalah lidahmu, lapangkanlah rumahmu dan bertobatlah dari dosa-dosamu".

Baca Juga : Inilah Khutbah Jumat Pertama Rasulullah di Madinah

Nabi Saw juga bersabda dalam hadisnya yang lain, "Apabila seseorang dapat menjamin aku terhadap sesuatu yang berada di antara dua belah tulang pipinya dan di antara sepasang kakinya, maka aku dapat menjamin dia masuk surga".

Beliau juga bersabda, "Barangsiapa menyelamatkan diri dari bahaya perutnya, kemaluannya, dan lidahnya, niscaya selamatlah dirinya dari berbagai keuslitan dan masalah".

Kebanyakan manusia binasa disebabkan oleh ketiga anggota tubuh tersebut. Suatu ketika Nabi Saw ditanya oleh seorang sahabat tentang kebajikan besar yang mengantarkannya masuk ke dalam surga. Beliau mengatakan, "Pelihara dan jagalah dua lobang pada badanmu-mulut dan kemaluan. Yang dimaksud dengan mulut oleh beliau adalah lidah. [Imam Al-Ghazzali, Ihya 'Ulumuddin]

 


Editor : Bsafaat