Dukung Peningkatan Kesejahteraan Petani, LPPM ITB Pasang Lemari Pengering di Desa Suntenjaya Lembang 

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  (LPPM)  Institut Teknologi Bandung (ITB) memasang lemari pengering di Kampung Binong RT 01/11, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dukung Peningkatan Kesejahteraan Petani, LPPM ITB Pasang Lemari Pengering di Desa Suntenjaya Lembang 
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  (LPPM)  Institut Teknologi Bandung (ITB) memasang lemari pengering di Kampung Binong RT 01/11, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB)./Agus Satia Negara
INILAHKORAN, Ngamprah - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  (LPPM)  Institut Teknologi Bandung (ITB) memasang lemari pengering di Kampung Binong RT 01/11, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Upaya tersebut dilakukan sebab solusi bagi para petani sayur dan buah-buahan yang kerap dihadapkan pada persoalan saat musim panen raya tiba.
Pasalnya, harga sayuran dan buah-buahan yang dijual para petani kerap mencapai titik terendah, bahkan mengalami kerugian besar.
Bahkan, sering terjadi harga jual jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan. Karena kondisi itu pula banyak petani yang akhirnya tak memanen, sebab jika dipanen hanya akan menambah besar kerugian.
Ketua LPPM ITB, Antonius Indarto mengatakan, bantuan lemari pengering ini merupakan hasil kolaborasi dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia
untuk sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian itu diberikan kepada Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka. 
"Bantuan lemari pengering ini dalam upaya mendukung peningkatan kesejahteraan petani di Lembang," katanya kepada wartawan, Rabu 7 September 2022.
Ia menjelaskan, dengan adanya lemari pengering ini maka buah, sayuran dan umbi yang dihasilkan berlimpah saat panen raya,  sebagian dapat dikeringkan menjadi produk yang bernilai tambah. 
“Dengan adanya lemari pengering ini, para petani di Desa Suntenjaya dapat menghasilkan produk-produk kering hasil pertanian dan perkebunan tanpa tergantung pada cuaca," jelasnya.
Ia menyebut, produk-produk kering tersebut memiliki waktu simpan yang lebih panjang sehingga mencegah pembusukan di saat panen raya, di mana harga komoditas pertanian dan perkebunan anjlok atau sulit terjual. 
"Dengan proses pengeringan, nilai ekonomi produk meningkat sehingga para petani dapat memperoleh penghasilan tambahan," sebutnya.
Ia menambahkan, pengabdian  LPPM ITB di Desa Suntenjaya dapat berkelanjutan dan tidak berakhir hanya pada pemasangan alat pengering ini. 
"Panel surya akan ditambahkan agar sebagian bahkan seluruh kebutuhan listrik lemari pengering dapat berasal dari matahari,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka, Nandang Kosim mengaku, pihaknya sangat terbantu dengan adanya lemari pengering buah, sayur dan umbi ini lantaran memiliki nilai tambah bagi petani.
"Pada saat panen raya harga sayuran maupun buah-buahan anjlok. Malah banyak yang terbuang karena tak laku," ujarnya.
Kendati demikian, setelah ada lemari pengering malah memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jeruk lemon misalnya setelah dikeringkan nilai jualnya jadi lebih tinggi. Bahkan bisa awet berbulan-bulan.
"Contohnya jeruk lemon yang dijual Rp 3.000 perkilogram setelah dikeringkan harganya naik berkali-kali lipat," katanya.
Ia menyebut, untuk jeruk lemon kering biasa dihargai Rp 40.000/200 gram, dan jeruk lemon kering super Rp 90.000 per kilogram.
"Jeruk kering biasa untuk garnis minuman di kafe-kafe," tandasnya.*** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana