Euforia Inggris dan Peluang Juara Tim Tiga Singa

Media massa dan masyarakat Inggris terus membahas kemenangan bersejarah timnas mereka atas Jerman dalam 16 besar Piala Eropa 2020.

Euforia Inggris dan Peluang Juara Tim Tiga Singa

Namun, manakala Raheem Sterling menjebol gawang Jerman pada menit ke-75 dalam 16 besar Euro 2020 yang juga digelar di Wembley, Selasa 29 Juni, emosi bahagia tumpah ke seisi stadion. Puas dan lega luar biasa itu kian menghebat tatkala Harry Kane menggandakan kedudukan pada menit ke-86.

"Rasanya emosi yang terpendam selama seperempat abad tumpah ruah di tribun ini," sambung si akuntan Terence Michael Anthony kepada Assosiated Press.

Ya, mengalahkan Jerman, apalagi dengan menjaga gawang sendiri tak kebobolan, bagaikan terbebas dari kutukan. Jerman yang tak saja seteru sejati Inggris di lapangan hijau tapi juga di pelataran politik, budaya dan ekonomi dari zaman ke zaman itu, sudah sering menghambat Inggris baik dalam Piala Eropa maupun Piala Dunia.

Baca Juga : Pemain Ini Ngaku Lukaku dalam Pantauan Italia

Kejayaan terbesar yang masih diingat Inggris hingga kini adalah menaklukkan Jerman 4-2 pada final Piala Dunia 1966. Tapi empat tahun kemudian Jerman membalas 3-1 dalam Piala Dunia 1970. Dua puluh tahun kemudian mereka bertemu lagi dalam semifinal Piala Dunia 1990, dan Inggris kalah adu penalti 4-3.

Luka kian menganga manakala Southgate gagal membalaskan kalah adu tendangan 12 pas itu, dalam semifinal Euro 1996. Dan meskipun dalam Euro 2000 Inggris menghindari kekalahan dari Jerman pada fase grup, dendam kesumat tak pernah surut.

Selanjutnya: gerbang optimisme menjadi juara
 
Oleh karena itu, kemenangan 2-0 atas Die Mannschaft itu terasa seperti membuka gerbang optimisme dan impian lama menjadi juara Eropa, apalagi semifinal dan final akan kembali digelar di Wembley.

Tapi sebelum itu, Inggris mesti mendatangi dulu Stadio Olimpico di Roma untuk meladeni tantangan Ukraina dalam perempatfinal Sabtu malam pekan ini.


Editor : Bsafaat