Guru SD di Surabaya Bagi Pengalaman Saat Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo

Qomarul Lailah, berbagi pengalaman tentang kiprahnya menjadi wasit bulu tangkis di ajang Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Guru SD di Surabaya Bagi Pengalaman Saat Jadi Wasit di Olimpiade Tokyo
Ilustrasi (antara)

"Kalau kamu ingin berhasil nak, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu 'wani' (berani) berbicara Inggris," lanjutnya.

Dengan begitu, ia berharap generasi penerus bangsa khususnya Arek-arek Suroboyo semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya. Lia pun berterima kasih kepada berbagai pihak atas kesempatan yang diberikan, termasuk Dispendik Kota Surabaya.

"Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak," katanya.

Baca Juga : Kepergian Messi Memang Jadi 'Strategi' Barcelona?

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya M. Aries Hilmi mengaku bangga atas terpilihnya Qomarul Lailah menjadi wasit Olimpiade Tokyo 2020.

Bagi dia, pengalaman yang diraih Laillah tersebut dapat menumbuhkan semangat baru baik di kalangan guru maupun pelajar yang ada di Kota Pahlawan.

"Jadi memang luar biasa ada guru kita yang menjadi wasit di arena internasional. Semangat ini lah yang kita harapkan dan mampu mewarnai guru-guru yang ada di Kota Pahlawan," kata Aries.

Ia menjelaskan, sebenarnya sosok Qomarul Lailah ini sudah beberapa kali menjadi wasit internasional. Karir Qomarul Lailah dalam dunia perwasitan dimulai sejak tahun 2000. Waktu itu  masih menjadi guru tenaga kontrak di salah satu SD di Surabaya. Kemudian seiring berjalannya waktu dengan berbagai prosesnya Lia berhasil memimpin jalannya berbagai pertandingan badminton internasional.


Editor : suroprapanca