Hukum Mencela Teman Atau Keluarga yang Kentut, Ternyata....

KITA kerap mencela atau menertawakan orang yang kentut atau buang gas. Maklum, kentut atau buang gas kerap dianggap perbuatan tak sopan. Padahal, Rasulullah bersikap sebaliknya.

Hukum Mencela Teman Atau Keluarga yang Kentut, Ternyata....

KITA kerap mencela atau menertawakan orang yang kentut atau buang gas. Maklum, kentut atau buang gas kerap dianggap perbuatan tak sopan. Padahal, Rasulullah bersikap sebaliknya.

Rasulullah melarang kita mencela suatu kondisi yang kita sendiri mungkin mengalaminya. Ada satu kisah mahsyur yang disampaikan salah seorang sahabat, Abdullah bin Zam’ah RA ini:

Suatu hari Rasulullah tengah menyampaikan khutbah. Salah satu isinya yakni tentang adab-adab dalam islam. Rasulullah memberi nasihat agar bersikap lembut terhadap wanita. Juga, menasihati sahabat yang tertawa ketika mendengar seseorang kentut.

Baca Juga : Bencilah Maksiat, Tapi Sayangi Pendosanya

"Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya." (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Imam Ibnu Utsaimin dalam Syarh Riyadhus Sholihin menjelaskan: "Umumnya, orang akan menertawakan dan terheran dengan sesuatu yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Sementara sesuatu yang juga dialami dirinya, tidak selayaknya dia menertawakannya. Karena itulah, Nabi Muhammad mencela orang yang menertawakan kentut. Karena kentut juga mereka alami. Dan semacam ini (menertawakan kentut) termasuk adat banyak masyarakat."

Imam Ibnu Utsaimin melanjutkan: "Ini merupakan isyarat bahwa tidak sepantasnya bagi manusia untuk mencela orang lain dengan sesuatu yang kita juga biasa mengalaminya."

Baca Juga : Mudahnya Berbuat Maksiat di Negeri Orang Lain


Editor : Bsafaat