Istiqamah dalam Kebenaran

DENGAN nafas tersengal, di menit ke 10 menuju hembusan nafas terakhirnya, seorang ayah ini memanggil anak-anaknya untuk memberikan nasehat terakhirnya.

Istiqamah dalam Kebenaran

DENGAN nafas tersengal, di menit ke 10 menuju hembusan nafas terakhirnya, seorang ayah ini memanggil anak-anaknya untuk memberikan nasehat terakhirnya.

Dua kalimat yang disampaikannya, pertama, "Anak-anakku, lebih baik engkau terus berjalan sendirian tetapi yakin engkau berada di jalan yang benar, ketimbang engkau beramai-ramai ikut kompaknya banyak orang sementara engkau yakin jalan itu adalah jalan salah".

Kedua, "Jangan senang bertengkar dengan siapapun, bertengkar itu tak pernah dilukiskan orang waras sebagai sebuah keindahan." Tersenyumlah orang tua itu, membaca dua kalimah syahadat, bertakbir dan kemudian meninggal dunia.

Baca Juga : Idul Fitri, Bagaimana Kelanjutan Ibadah Kita?

Orang tua itu adalah orang tua yang bahagia, anak-anaknya pun adalah anak-anak yang harus berbangga. Orang tuanya mewariskan warisan termahal berupa keyakinan akan kebenaran. Anak-anaknya mendapatkan warisan yang sangat berharga yang bisa dikenang dan dinikmati sampai kapanpun, harta warisan yang tak perlu dibagi atau diparuh bahkan harus diwarisi utuh oleh semua ahli warisnya.

Istiqamah dalam kebenaran adalah salah satu kunci utama kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Harus ditanamkan dalam hati bahwa tidak semua yang diikuti banyak orang itu adalah benar sebagaimana tidak semua yang diikuti sedikit orang adalah salah. Banyak sedikit tidak menjadi dalil kebenaran.

Dalil kebenaran adalah apa yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Namun perlu dicatat bahwa ketika kita menyendiri dan tak mau bersama dengan orang banyak yang jelas berada di jalan yang benar itu berarti bahwa kita sedang berada di persimpangan jalan kebingungan. Bahasa kasarnya adalah stress atau gila.

Baca Juga : Hal-hal yang Dilakukan Rasulullah Saat Idul Fitri

Berusahalah selalu belajar menjadi kebenaran dan duduk bersama orang-orang yang benar. Insyaallah akan selalu terbuka jalan menuju kebenaran. Berhentilah dari malas mencari kebenaran atau semangat mencari tahu jalan yang tidak benar sebagaimana juga harus berhenti duduk bersama orang-orang tak benar karena semua itu hanya akan memperkeruh suasana hati dan mempermudah jalan setan menarik tangan untuk bersamanya. Salam, AIM. [*]


Editor : Bsafaat