Kilas Balik IBL 2020: Resistensi di Antara Kondisi dan Permisi

"Kami melihat situasi terakhir dan kami ingin mendukung pemerintah. Kami memahami dan telah melakukan diskusi internal bersama klub bahwa IBL musim 2020 harus kami batalkan."

Kilas Balik IBL 2020: Resistensi di Antara Kondisi dan Permisi
ilustrasi/antara foto

IBL 2020 boleh tak dilanjutkan, tetapi bukan berarti kompetisi itu berlalu begitu saja tanpa ada catatan yang patut disorot.

Tahun lalu, jelang IBL 2020 bergulir ada tiga tonggak penting bagi kompetisi bola basket profesional paling bergengsi ini.

Pertama, juara bertahan Stapac Jakarta memutuskan untuk absen dari keikutsertaan IBL 2020 karena hampir separuh pemainnya disibukkan dengan urusan membela tim nasional baik di kategori 5x5 maupun 3x3.

Kedua, sebuah tim baru Louvre Surabaya ambil bagian sebagai peserta dan dalam IBL Draft mereka mendatangkan dua legiun impor pemilik medali juara IBL yakni Savon Goodman yang juara bersama Stapac pada 2019 dan Martavious Irving (Pelita Jaya, 2017).

Ketiga, karena kebutuhan menambah jam terbang dan mengasah kebugaran bertanding, Badan Tim Nasional PP Perbasi memutuskan timnas putra ikut ambil bagian di dalam IBL 2020 mengusung nama Indonesia Patriots.

Patriots sebetulnya hampir separuhnya berisikan pemain Stapac dan Satria Muda Jakarta ditambah dua pemain naturalisasi Lester Prosper dan Brandon Jawato, praktis menjanjikan peran sebagai tim patron di IBL 2020.

Kendati banyak pemain kuncinya menunaikan tugas sebagai "abdi negara", Satria Muda mampu menyongsong IBL 2020 dengan optimisme sebab mereka menjuarai Piala Presiden Bola Basket 2019 di Solo pada 20-24 November 2019 yang berfungsi sebagai turnamen pramusim.


Editor : Bsafaat