Kisah Yusuf Azhar, Mahasiswa Kab Bogor yang Sempat Panik Berada di Wuhan

Yusuf Azhar, anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan suami istri H Muhammad Cik Nang dan Hj Aprilia bahagia bisa berkumpul lagi dengan keluarganya di Perum Griya Cimangir Blok B1 nomor 27 - 28 RT 001 RW 003 kecamatan Gunung Sindur.

Kisah Yusuf Azhar, Mahasiswa Kab Bogor yang Sempat Panik Berada di Wuhan
Yusuf Azhar (depan) di kediamannya, Perum Griya Cimangir Blok B1 nomor 27-28 RT 001 RW 003 Kecamatan Gunung Sindur. (Reza Zurifwan)

Ia menjelaskan sejak menjalani pemeriksaan dan observasi Pulau Natuna, Kepulauan Riau, para mahasiswa pun mulai melanjutkan kuliahnya menggunakan sistem online.

"Sudah tiga hari ini kami mahasiswa Central China Normal University menjalani kuliah secara online dengan para dosen, dengan waktu kuliah mulai pukul 07.00 WIB," jelasnya.

Hj. Aprilia ibunda Yusuf Azhar menjelaskan waktu awal mendengar Kota Wuhan dilanda wabah virus Corona sebagai orang tua tentunya dilanda perasaan khawatir, namun karena dirinya terus berkomunikasi rasa khawatir itu berkurang.

"Rasa khawatir ada, tetapi karena selama berkomunikasi dengan anak dia bilang baik - baik saja maka saya pun tidak terlalu khawatir. Saya pun selalu berpesan agar ia menjaga diri dari bahaya penyebaran virus corona. Kedepan jika Tiongkok pulih dari virus corona kamu tetap mengijinkan apabila ia ingin melanjutkan kuliah," jelas Hj Aprilia.

H. Muhammad Cik Nang mengaku dirinya tetap tenang walaupun di Kota Wuhan tempat anaknya kuliah dilanda virus corona, karena menurut ajaran Agama Islam orang yang meninggal dunia saat menuntut ilmu maka ia dalam keadaan mati sahid.

"Orang meninggal dunia kan bisa dimana saja, misalnya ketika bencana banjir bandang dan longsor kemarin hingga saya pun menguatkan mental dan menenangkan anak saya ketika Kota Wuhan dilanda wabah virus corona," tukas H Muhammad Cik Nang. (Reza Zurifwan)

Halaman :


Editor : Bsafaat