Koleksi Satwa Lembang Park and Zoo Terus Bertambah, Dari 200 Sekarang Ada 751 Ekor

Kabar gembira datang dari objek wisata Lembang Park and Zoo yang berada di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dikabarkan, koleksi satwa di sana terus bertambah.

Koleksi Satwa Lembang Park and Zoo Terus Bertambah, Dari 200 Sekarang Ada 751 Ekor
Manager Operasional Lembang Park and Zoo Iwan Susanto mengaku, setiap tahunnya koleksi satwa di objek taman wisata yang luas dengan kebun binatang ini kembali menambah koleksi satwa baik dari jumlah maupun jenisnya. (agus satia negara)

INILAHKORAN, Ngamprah - Kabar gembira datang dari objek wisata Lembang Park and Zoo yang berada di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dikabarkan, koleksi satwa di sana terus bertambah.

Manager Operasional Lembang Park and Zoo Iwan Susanto mengaku, setiap tahunnya koleksi satwa di objek taman wisata yang luas dengan kebun binatang ini kembali menambah koleksi satwa baik dari jumlah maupun jenisnya.

"Pada awal berdiri koleksi satwa di Lembang Park and Zoo hanya sekitar 200 ekor. Tapi, tepat ulang tahun kedua yang jatuh pada 16 Oktober 2022 jumlahnya bertambah mencapai 751 ekor yang terdiri dari 208 spesies," katanya kepada wartawan, Senin 17 Oktober 2022.

Baca Juga : Terpapar Gagal Ginjal Akut Tiga Anak Dirawat di RSHS

Menurutnya, penambahan jumlah koleksi satwa tersebut bisa berkali-kali lipat lantaran banyaknya satwa yang berkembang biak. Bahkan, ada juga spesies baru.

"Kami senang dari sekian banyak koleksi satwa, banyak yang berkembang biak. Seperti kuda poni dan kucing hutan serval yang belum lama menjadi penghuni baru, sudah melahirkan bayi yang sehat," tuturnya.

Ia menyebut, koleksi satwa di Lembang Park and Zoo sekitar 60 persennya dari Indonesia. Sementara 40 persennya berasal dari berbagai habitat di dunia. 

Baca Juga : Jalan Santai Indonesia Memanggil Ketua DPD Nasdem Kota Bandung : Momentum Pemenangan Anies Baswedan Sebagai Presiden 2024

"Nanti bakal ada lagi koleksi baru, salah satunya jerapah. Sebenarnya kalau tidak terjadi  wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah ada di sini," sebutnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani