Kurator Pastikan Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar Tidak Melenceng dari Sejarah

Kurator galeri dari UIN Sunan Gunung Djati Ija Suntana memastikan, konten Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar tidak akan melenceng dari sejarah, meski dibalut dengan teknologi canggih dalam penyajiannya.

Kurator Pastikan Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar Tidak Melenceng dari Sejarah
Kurator galeri dari UIN Sunan Gunung Djati Ija Suntana memastikan, konten Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar tidak akan melenceng dari sejarah, meski dibalut dengan teknologi canggih dalam penyajiannya./Yuliantono

INILAHKORAN, Bandung – Kurator galeri dari UIN Sunan Gunung Djati Ija Suntana memastikan, konten Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar tidak akan melenceng dari sejarah, meski dibalut dengan teknologi canggih dalam penyajiannya.

Dia mengatakan, semua konten mengenai sejarah Nabi Muhammad dan Islam telah dikaji melalui riset yang cukup panjang, bahkan sejak 2013 silam. Sebab, terkait agama tentunya kata dia harus betul-betul rinci karena mengandung isi yang sensitif.

“Insya Allah mudah-mudahan tidak meleset. Semaksimal mungkin menyinkronkan agama dengan teknologi. Menerjemahkan informasi agama ke teknologi tidak mudah. Tapi Insyaa Allah akurat. Perjalanan sudah lama, dari zaman Kang Aher dari 2013. Dengan beberapa studi banding ke Madinah untuk isi konten galeri ini. Berdasarkan hasil diskusi yang panjang. Menerjemahkan agama ke teknologi memudahkan mereka memahami agama,” ujarnya dalam Jabar Punya Informasi (Japri) volume 115 di Masjid Raya Al-Jabbar, Senin 27 Maret 2023.

Baca Juga : Fix Diresmikan, Ini Syarat dan Ketentuan Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar

Kendati demikian Ija tidak menampik, dalam sajian diakuinya pasti terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan manusia. Namun dia memastikan, cerita yang terkandung dalam galeri tetap sesuai dengan sejarah asli perkembangan Islam, hingga masuk ke Jawa Barat.

“Kalau ada yang kurang, manusiawi. Tapi kami menjamin keakuratan,” ucapnya.

Selain itu, Ija turut memuji kolaborasi dua pemimpin beda generasi yakni Ahmad Heryawan dan Ridwan Kamil. Sebab kata dia, tanpa adanya gagasan dan sinergitas keduanya, besar kemungkinan galeri sarat teknologi tersebut tidak akan terealisasi.

Baca Juga : Asyik, Galeri Rasulullah Masjid Raya Al-Jabbar Sementara Gratis untuk Umum

“Gagasan Pak Aher dan Pak Emil sangat luar biasa. Ada sinergitas. Ini luar biasa. Dari konten secara global mewakili informasi Rasulullah menyebarkan Islam hingga Jawa Barat. Jadi manfaatkan (galeri) ini, untuk kegiatan ilmiah,” ucapnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana