Lahan PTPN VIII Banyak Diserobot, Wabup Bogor: Jangan Percaya Iming-iming Tak Jelas

Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta masyarakat berhati-hati dalam keinginan membeli lahan atau mengalihkan hak guna usaha (HGU) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dengan janji bakal 'dilepas' kepemilikannya oleh satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Lahan PTPN VIII Banyak Diserobot, Wabup Bogor: Jangan Percaya Iming-iming Tak Jelas
Foto: Reza Zurifwan

INILAH, Puncak - Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta masyarakat berhati-hati dalam keinginan membeli lahan atau mengalihkan hak guna usaha (HGU) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII dengan janji bakal 'dilepas' kepemilikannya oleh satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Pasalnya, politisi Partai Gerinda ini menuturkan pelepasan HGU itu tidak bakal terjadi. Maksimal, hanya diperpanjang itu pun dengan catatan lahan  harus tetap menjadi lahan pertanian atau perkebunan.

"Jika ada oknum yang mengatakan menjual atau mengalihkan lahan HGU lalu bisa menyertifikatkan lahan tersebut itu bohong. Karena yang ada mereka melakukan penyerobotan lahan  dan memalsukan surat-suratnya seperti yang terjadi di Desa Kopo, Cisarua," tutur Iwan kepada wartawan, Senin (8/2/2021).

Baca Juga : Setelah Dinyatakan Positif, Ketua DPRD Semangat Melawan Covid-19

Dia menambahkan, belasan hingga puluhan tahun lalu sebenarnya luas lahan PTPN VIII mencapai 1.920 hektare. Namun, setelah marak penyerobotan luasnya berkurang menjadi 1.500 hektare saja.

"Luas lahan PTPN VIII saat ini kurang dari 1.500an hektare. Dan kalau saat ini diukur lagi total luasnya bisa kurang dari itu karena aksi penyerobotan lahan milik negara ini masih terjadi," tambahnya.

Iwan menjelaskan, maraknya penyerobotan lahan ini karena PTPN VIII tidak punya anggaran untuk melindungi asetnya. Solusi dari pihak mereka yakni dengan mengerjasamakan operasi (KSO).

Baca Juga : Dedie Minta OPD Ambil Langkah untuk Percepat BIRR

"Paling mereka meng-KSO karena kalau untuk membongkar vila ataupun bangunan liar yang berdiri di atas lahan mereka butuh biaya yang tidak sedikit," jelas Iwan.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani