Legislator Jabar Sebut Alokasi Anggaran Rp14,5 Miliar untuk Museum Masjid Raya Al-Jabbar Wajar, Asal...

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menyebut, lelang anggaran untuk konten museum nabi di Masjid Raya Al-Jabbar sebesar Rp14,5 miliar masih wajar, bila peruntukkannya sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.

Legislator Jabar Sebut Alokasi Anggaran Rp14,5 Miliar untuk Museum Masjid Raya Al-Jabbar Wajar, Asal...
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menyebut, lelang anggaran untuk konten museum nabi di Masjid Raya Al-Jabbar sebesar Rp14,5 miliar masih wajar, bila peruntukkannya sesuai dengan spesifikasi kebutuhan./istimewa
INILAHKORAN, Bandung - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menyebut, lelang anggaran untuk konten museum nabi di Masjid Raya Al-Jabbar sebesar Rp14,5 miliar masih wajar, bila peruntukkannya sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
Dia menjelaskan, jika memang Pemerintah Provinsi Jawa Barat menilai semua kebutuhan dari museum diperkirakan berjumlah demikian, tidak menjadi masalah asal bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih bila memang diperlukan biaya yang cukup besar, untuk mengisi museum dengan barang-barang istimewa.
"Kita pada prinsipnya, besar itu menjadi relatif kalau kita bicara substansi yang ada. Kedua materi, seperti apa konten secara keseluruhan. Kalau besar, pada akhirnya seberapa banyak kontennya, tidak masalah. Contoh, kita mau beli celana kemudian harganya sampai sejuta. Maka kita harus lihat, apakah itu celana panjang atau memang kualitasnya memang bagus," ujar Daddy kepada INILAHKORAN, Senin (9/1/2023) malam.
Sementara terkait penggunaan APBD untuk melengkapi museum dan kemudian dimanfaatkan mencari keuntungan, dia menyebut hal tersebut pun tidak masalah selagi peruntukkannya kembali bagi Masjid Raya Al-Jabbar, khususnya dalam pemeliharaan. Sebab menurutnya pemeliharaan masjid tersebut pasti akan memakan biaya besar, mengingat luasnya yang sanggup menampung hingga puluhan ribu jemaah.
"Kalau bentuknya BLUD, enggak masalah asal untuk maintenance masjid. Contoh kita membantu (pembiayaan dari APBD) rumah sakit, itu kan berbayar pelayanannya di masyarakat. Tapi itu pelayanan sosial. Kemudian ini, logikanya ziarah, apakah hasilnya bisa untuk maintenance biaya masjid secara keseluruhan, tidak masalah. Sebab itu manfaatnya, karena biaya maintenance masjid cukup besar. Apakah dari hasil penjualan tiket bisa meng-cover biaya masjid secara keseluruhan. Terkait pemasukan, syukur-syukur bisa cover biaya maintenance. Itu tidak masalah," tandasnya. (Yuliantono)


Editor : JakaPermana