Masa Reses, Ledia Lakukan Kunjungan dan Serap Aspirasi di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut

Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah memastikan akan menyerap aspirasi di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut, Kota Bandung.

Masa Reses, Ledia Lakukan Kunjungan dan Serap Aspirasi di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut
Bersama para Tim Pendamping Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Ledia mengunjungi beberapa sanggar kerja kerajinan kulit di sana, melakukan peninjauan dan serap aspirasi terkait perkembangan usaha mereka sebagai pelaku UMKM.

INILAHKORAN, Bandung- Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah memastikan akan menyerap aspirasi di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut, Kota Bandung.

Di mana Cibaduyut dikenal sebagai pusat wisata belanja kerajinan sepatu, sandal, tas dan berbagai suvenir lain. Komitmen tersebut disampaikan Ledia dalam salah satu agenda reses di akhir Juli ini. 

Bersama para Tim Pendamping Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Ledia mengunjungi beberapa sanggar kerja kerajinan kulit di sana, melakukan peninjauan dan serap aspirasi terkait perkembangan usaha mereka sebagai pelaku UMKM.

Baca Juga : Disparbud Jabar Beri Pelatihan Sumber Daya Manusia di Desa Wisata 

Kepada Ledia, Kostaman, salah seorang pengelola kerajinan sepatu di Cibaduyut menyampaikan bagaimana produksi serta pendistribusian sepatu yang mereka produksi kian menurun dari tahun ke tahun dikarenakan banyaknya kehadiran produk dari luar negeri. Tak hanya itu, usaha yang dirintis oleh orangtuanya puluhan tahun silam dan kini dikelola oleh dirinya dan adiknya nyatanya juga tidak begitu menarik minat generasi selanjutnya.

“Kami harus memikirkan kelangsungan usaha ini ke depannya dengan lebih berat karena mencari anak muda yang mau melanjutkan usaha kerajinan sepatu tidak mudah.” Katanya

Hal serupa disampaikan Asep, pengrajin kulit berlabel “NuBoga” yang konsentrasi utamanya adalah memproduksi tas, dompet dan suvenir kulit lainnya. Ia menegaskan kenyataan semakin berkurangnya generasi muda yang berminat melanjutkan usaha serta bagaimana meluaskan pemasaran. Tak hanya itu Asep juga menambahkan pentingnya adanya kelompok atau paguyuban pengrajin.

Baca Juga : Dukung Indonesia Emas 2045, Pemprov Jabar Libatkan Publik Melalui WJDF

“Kalau generasi muda yang minat jadi pengajin kurang, juga semakin berkurangnya paguyuban lama-lama usaha ini bisa punah di masa depan.” Ungkapnya khawatir.

Halaman :


Editor : Ahmad Sayuti