Mengenal Radang Usus Kronis yang Sering Dianggap sebagai Diare Akut

Karena memiliki gejala yang sama dengan diare, penyakit Inflammatory bowel disease (IBD) masih dianggap sepele oleh masyarakat.

Mengenal Radang Usus Kronis yang Sering Dianggap sebagai Diare Akut
Ilustrasi (antara)

dr. Rabbinu Rangga Pribadi, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM-FKUI menyatakan dalam praktiknya, pengobatan IBD sangatlah dinamis karena proses penyakitnya yang juga dinamis, artinya di satu waktu IBD dapat terkontrol dengan obat serta diet, namun di waktu lainnya penyakit tersebut dapat mengalami kekambuhan.

"Pada dasarnya, kesulitan pertama yang paling sering dihadapi adalah memastikan diagnosis pada pasien tersebut apakah IBD atau radang usus yang disebabkan infeksi lainnya. Kesulitan kedua yang juga paling sering dihadapi adalah terbatasnya akses pasien terhadap agen biologik karena masalah biaya," kata dr. Rabbinu.

Kesadaran dan pengetahuan tentang IBD sangat diperlukan, bagi pasien IBD, keluarga, caregiver dan masyarakat luas agar kesadaran terhadap bahaya IBD semakin meningkat. Saat didiagnosis IBD, pasien perlu memahami bahwa proses peradangan pada penyakit ini dapat mereda jika berkomitmen menjalani pengobatan dan modifikasi gaya hidup dengan pola makan yang sesuai dengan tingkatan IBD serta berolahraga.

Disarankan pula untuk berkumpul dengan pasien-pasien IBD lain untuk dapat saling berbagi pengalaman dan saling menguatkan.

"Perlu ada edukasi berkelanjutan untuk mendidik berbagai pihak bahwa beban penyakit ini terus meningkat," kata dr. Rabbinu.

Sementara itu, Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D, Sp.PD, KGEH, FACG, FASGE, Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RSCM-FKUI mengatakan, perlu ada pemeriksaan yang benar bagi pasien IBD. Diagnosis IBD ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, temuan patologi, radiologi, endoskopi (untuk Crohn’s Disease) dan kolonoskopi (untuk kolitis ulseratif/UC).

"Pemeriksaan laboratorium juga bisa dilakukan untuk membantu, meskipun yang utama, dalam penegakan diagnosis. Misalnya seperti tes untuk anemia atau infeksi dan stool studies (tes darah atau organisme tersembunyi seperti parasit dalam feses)," kata Prof. Marcellus.


Editor : suroprapanca