Nabi Idris, Duta dan Teknokrat Pertama yang Menggemparkan

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatny

Nabi Idris, Duta dan Teknokrat Pertama yang Menggemparkan
Ilustrasi

Dengan berbekal wawasan luas dan keyakinan yang kuat terhadap suhuf Allah Swt, Nabi Idris ditugaskan menjadi duta pertama untuk mendakwahi masyarakat Qabil. Dia memanfaatkan keterampilannya sebagai pemikat.  

Melalui keterampilan ilmu hitung (matematika), tulis-menulis, jahit-menjahit, berkendara, dan astronomi, Nabi Idris dikenal sebagai teknokrat pertama yang dikagumi. Semua keterampilan yang beliau ajarkan berhasil mengalihkan perhatian masyarakat Qabil dari budaya memuaskan hawa nafsu menjadi fokus membangun peradaban manusia.

Semangat dan dedikasi nabi Idris dalam berdakwah sangat luar biasa. Ia tidak pernah jemu menemui  masyarakat Qabil dari satu kampung ke kampung lainnya. Memang jumlah masyarakat Qabil lebih banyak di banding Bani Adam yang hanif saat itu.

Namun, Nabi Idris tetap telaten memaksimalkan ikhtiar mengeluarkan masyarakat Qabil dari “lembah kejahiliahan dan kegelapan” menuju cahaya Allah Swt. Dan akhirnya, Allah Swt berkehendak mengangkatnya menjadi Nabi  dengan menganugerahkan 30 suhuf kepadanya.

Nabi Idris memang pribadi berkarakter tegas. Ia menyerukan kebenaran dengan lantang dan lugas sehingga masyarakat menggelarinya Asadul Usud yang memiliki arti singa dari segala singa. Baginya tidak ada kata lelah.

Kecintaannya kepada dunia dijauhkan karena menurutnya cinta dunia dan akhirat tidak akan pernah bertemu dalam satu hati. Profil inilah yang menjadikannya populer di kalangan penduduk langit (para malaikat).

Di dalam beberapa kitab tafsir disebutkan bahwa Allah Swt mengangkatnya ke martabat tinggi dengan memanggilnya ke langit ke-4 dan mewafatkannya di sana agar malaikat yang “rindu” kepadanya bisa menyaksikan kematiannya. Wallahu a’lam. (Ustaz Edu)


Editor : inilahkoran