Operasional Bikin Bengkak, PDAM Kabupaten Cirebon Bakal Naikan Tarif

PDAM Tirtajati Kabupaten Cirebon, berencana akan menaikan tarif sekitar Rp1.000 per liter kubiknya. Kenaikan tersebut akan dilakukan mulai awal bulan Oktober tahun ini. Alasannya, untuk menutupi biaya operasional yang kabarnya semakin membengkak.

Operasional Bikin Bengkak,  PDAM Kabupaten Cirebon Bakal Naikan Tarif
PDAM Tirtajati Kabupaten Cirebon, berencana akan menaikan tarif sekitar Rp1.000 per liter kubiknya. Kenaikan tersebut akan dilakukan mulai awal bulan Oktober tahun ini. Alasannya, untuk menutupi biaya operasional yang kabarnya semakin membengkak.
INILAHKORAN, Cirebon - PDAM Tirtajati Kabupaten Cirebon, berencana akan menaikan tarif sekitar Rp1.000 per liter kubiknya. Kenaikan tersebut akan dilakukan mulai awal bulan Oktober tahun ini. Alasannya, untuk menutupi biaya operasional yang kabarnya semakin membengkak.
Namun, Direktur Utama PDAM Tirtajati Kabupaten Cirebon, Suharyadi ternyata punya alasan lain. Selain biaya operasional yang semakin membengkak, juga berbarengan dengan penyesuaian tarif di Jawa barat. Saat ini, tarif awal untuk rumah tangga yaitu Rp5.750 per liter kubiknya. 
"Harusnya tarif di kabupaten Cirebon ini sembilan ribu seratus duapuluh. Itu atas keputusan gubernur. Tapi berdasarkan kajian, jatuh diangka enam ribu tujuh ratus sembilan puluh ribu," kata Suharyadi, Rabu (24/8/2022).
Namun ketika ditanya, apakah selama ini PDAM Tirtajati untung atau rugi, dirinya mengaku selama ini tetap mempunyai laba yang cukup lumayan. Tahun kemarin saja, laba yang diperoleh sebesar Rp 1,3 miliar. 
Tapi komposisi laba tersebut lanjutnya ada pembagian. Tercatat, untuk PAD, laba disisihkan sebesar 55 persen. Sedangkan untuk CSR disisihkan 3 persen.  Sementara 20 persennya untuk sarana umum, 5 persen untuk jaspro dan 17 persennya dipakai untuk tunjangan pendidikan dan kesehatan.
"Iya memang selalu ada laba. Tapi kan kita harus setor PAD. Sisanya untuk operasional kita termasuk untuk dana CSR," ungkap Suharyadi.
Terkait masalah spam regional dari bendung jatigede, saat ini pihaknya masih melakukan kajian. Meskipun diberikan kuota sebanyak 950 liter per detik, namun tarif yang harus dibayar cukup mahal. Tarifnya dipatok sebesar Rp8.057 per liter kubiknya.
"Meskipun jaringan dari hulu ke hilir ditanggung KPBU, tapi tarifnya cukup tinggi. Kita naikan seribu perak saja gejolaknya pasti ada. Apalagi harga yang jaringan spam sangat tinggi. Jadi perlu kajian mendalam," ucapnya.
Suharyadi menambahkan, kajian tekhnis harus benar benar dilakukan, apalagi berkenaan dengan kenaikan tarif.  Pasalnya, berhubungan langsung dengan kepentingan pelanggan, baik industri maupun rumahan. Ironisnya, tahun lalu saja, tunggakan pelanggan total seluruhnya mencapai hampir Rp 5 miliar.
"Dari tahun kemarin sampai sekarang tunggakan pelanggan sekitar lima milyar. Kita sudah gandeng kejaksaan dan memberikan surat kuasa khusus untuk menagih tunggakan ini," tukasnya. (maman suharman)


Editor : JakaPermana