Pas untuk Pasutri Baru, Doa Agar Rezeki Mengalir dan Banyak Keturunan

SEBENARNYA, doa ini cocok untuk siapapun yang sudah berumah tangga. Tetapi, khusus untuk para pasangan suami istri yang baru menikah, lebih dahsyat untuk diamalkan. Agar rezeki mengalir dan banyak keturunan:

Pas untuk Pasutri Baru, Doa Agar Rezeki Mengalir dan Banyak Keturunan
Ilustrasi/Net

SEBENARNYA, doa ini cocok untuk siapapun yang sudah berumah tangga. Tetapi, khusus untuk para pasangan suami istri yang baru menikah, lebih dahsyat untuk diamalkan. Agar rezeki mengalir dan banyak keturunan:

Para ulama sepakat, kita boleh berdoa agar memiliki harta dan anak yang banyak. Bahkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan doa untuk dua maksud tersebut kepada salah seorang sahabat. 

Dikutip Rumaysho.com, diriwayatkan dari Imam Al Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ummu Sulaim (ibunya Anas). Ketika itu Ummu Sulaim mengatakan bahwa Anas (anaknya) siap menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mendoakan Anas dalam urusan akhirat dan dunianya. Di antara do’a beliau pada Anas adalah:

Baca Juga : Rasulullah, Nabi yang Pandai Memanjakan Istri

اللَّهُمَّ ارْزُقْهُ مَالًا، وَوَلَدًا، وَبَارِكْ لَهُ

“Ya Allah, tambahkanlah rizki padanya berupa harta dan anak serta berkahilah dia dengan nikmat tersebut.” (HR. Bukhari no. 1982 dan Muslim no. 660)

Dalam do’a di atas terdapat dalil bolehnya meminta pada Allah banyak harta dan banyak anak serta keberkahan dalam harta dan anak. Dan di sini terdapat anjuran untuk mendoakan hal dunia namun disertai dengan mendoakan keberkahan di dalamnya. Yang namanya berkah adalah bertambahnya kebaikan dan kebaikan tersebut tetap terus ada. Harta dan anak bisa jadi berfaedah jika dimanfaatkan dalam kebaikan.

Baca Juga : Romantis, Said bin Musayyab Menikahkan Putrinya

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits tersebut menunjukkan bolehnya berdo’a meminta banyak harta dan banyak anak pada Allah. Dan hal ini sama sekali tidak menafikan kebaikan ukhrowi (akhirat).” (Fathul Bari, 4/229)

Halaman :


Editor : Bsafaat