Penangkar Keluhkan Keterbatasan Lahan Benih Kentang Bersertifikat Pangalengan
Kecamatan Pangalengan dikenal sebagai salah satu destinasi benih kentang bersertifikat nasional. Namun sayangnya, meski peluang terbuka lebar keterbatasan lahan untuk penangkaran benih kentang bersertifikat sangat sulit menjadi kendala bagi para penangkar benih kentang di Pangalengan.
"Seandainya saja kami diberikan kesempatan untuk mengelola 100 hektar laha saja. Itu akan kami jadikan pilot projek, dan saya yakin itu bisa berhasil serta kami sebagai petani pun siap jika harus membayar sewa lahan atau kalaupun kami harus membayar Hak Guna Usaha (HGU) siap kok, karena dari pertanian ini kan ada hasilnya," katanya.
Hasan menceritakan, jika bagi masyarakat Pangalengan, bertani bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan ekonomi saja. Melainkan sudah menjadi budaya atau tradisi turun temurun jauh sebelum republik ini berdiri. Sehingga, alangkah baiknya jika pemerintah mau berbagi sedikit saja lahan-lahan perkebunan hutan yang selama ini dikuasai oleh PTPN dan Perhutani. Adapun kolaborasi yang sudah berlangsung saat ini, persentasenya sangat kecil, belum sebanding dengan jumlah penduduk Pangalengan yang 90 persen hidup dari aktivitas pertanian itu.
"Harapan kami yah bisa berbagi lahan dengan masyarakat Pangalengan yang 90 persen hidup turun temurun dari usaha pertanian ini. Karena pertanian memang penggerak roda perekonomian masyarakat disini. Contohnya, kalau para petani sedang merugi, itu Pasar Pangalengan sepi dan kosong, yah karena aktivitas ekonomi masyarakatnya sedang tidak baik, dan itu sebaliknya kalau panen sedang bagus, pasar ramai sekali dengan aktivitas perdagagan," ujarnya. (rd dani r nugraha)
Baca Juga : Artis Komedi Ibu Kota dan Persib Legend Menghibur Warga Pangalengan, Tanah Kelahiran Taufik Hidayat
Halaman :