Permintaan Biodiesel Tinggi, Berkah untuk Aprobi

Permintaan dunia atas biodoesel dari Indonesia, ternyata cukup tinggi. Diprediksi akan terus meningkat, perlu kesiapan dari produsen dalam negeri.

Permintaan Biodiesel Tinggi, Berkah untuk Aprobi
istimewa

INILAH, Jakarta - Permintaan dunia atas biodoesel dari Indonesia, ternyata cukup tinggi. Diprediksi akan terus meningkat, perlu kesiapan dari produsen dalam negeri.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan mengatakan kesiapan para produsen biodiesel untuk mengerek kapasitas produksi, seiring melonjaknya permintaan ekspor.

Kata Paulus, permintaan biodiesel Indonesia dari China, masih cukup tinggi. Hanya saja, produksi biodiesel dalam negeri lebih memprioritaskan implementasi mandatori B30 pada 2020. Alhasil, kuota ekspor ke China sedikit menurun.

"Ada penurunan ekspor ke China untuk sementara karena kemungkinan salah satunya, kapasitas industri kita yang sudah mulai penuh. Mau ada B30, jadi kita mencoba untuk memprioritaskan dalam negeri dulu," kata Paulus di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Paulus menjelaskan, penurunan ekspor biodiesel masih akan terjadi pada tahun ini sampai tahun depan, jika kapasitas terpasang tidak ditambah. Selain karena minat ekspor yang masih tinggi, peningkatan kapasitas produksi juga diperlukan karena pemerintah berencana meningkatkan mandatori campuran bahan bakar nabati dan solar tersebut, dari B30 menjadi B50, bahkan B100.

Saat ini, kapasitas terpasang dari 19 perusahaan produsen biodiesel di Indonesia sebesar 11,6 juta kilo liter (KL) per tahun. Aprobi mencatat kebutuhan biodiesel untuk penerapan B20 sebesar 6,4 juta KL dan B30 sebesar 9,6 juta KL.

"Saat ini kapasitas terpasang 11,6 juta KL, tetapi kan untuk kapasitas produksinya hanya 85 persen, karena ada potensi listri mati, servis, perawatan tiap bulan," kata Paulus.

Halaman :


Editor : JakaPermana