Preview Cardiff vs MU: Supersub Solskjaer

SEPERTI ketika masih jadi pemain, Ole Gunnar Solskjaer diharapkan menujukkan kebolehannya sebagai seorang supersub. Akankah debutnya manis?

Preview Cardiff vs MU: Supersub Solskjaer
Solskjaer jelang laga debutnya bersama Manchester United
SEPERTI ketika masih jadi pemain, Ole Gunnar Solskjaer diharapkan menujukkan kebolehannya sebagai seorang supersub. Akankah debutnya manis?
 
Publik Old Trafford kini mengusung harapan baru ditandai berakhirnya era Jose Mourinho. Si anak hilang, Solskjaer ditunjuk manajemen klub dengan sebuah tugas teramat berat.
 
Setan Merah di tangan Mourinho terpuruk. Hingga kompetisi nyaris setengah jalan, MU tertahan di posisi keenam klasemen sementara, tertinggal 19 poin dari Liverpool di puncak klasemen. Rasa-rasanya, gelar juara tinggal mimpi.
 
Tapi itu sudah masa lalu. Kini, seluruh pecinta MU menggantungkan harapannya kepada sosok Solskjaer. Janganlah bicara soal gelar, mereka ingin The Baby Face Assasin bisa meloloskan MU ke pentas Liga Champions Eropa.
 
Solskjaer punya pengalaman jadi seorang juru selamat. Kontribusinya untuk prestasi MU takkan pernah dilupakan para fans.
 
Semua pasti ingat, sebuah laga dramatis di Camp Nou, 26 Mei 1999. Ketika itu, MU meladeni Bayern Muenchen dalam final Liga Champions.
 
MU tertinggal 0-1 hingga laga memasuki menit ke-90. Dan Solskjaer masuk sebagai pemain pengganti bersama Teddy Sheringham.
 
MU mencetak gol penyeimbang setelah Sheringham memanfaatkan kemelut di depan gawang Bayern yang berawal dari sepak pojok David Beckham.
 
Selang kurang dari semenit, Solskjaer jadi penentu kemenangan. Lagi-lagi terjadi kemelut yang diawali umpan Beckham.  Kemenangan itu membuat MU meraih treble winners, setelah lebih dulu merajai Liga Inggris dan Piala FA.
 
Solskjaer pun bertekad menjawab segala ekspektasi tinggi. Yang dia ingin tunjukkan, adalah wajah sesungguhnya MU yakni sepak bola menyerang. Identitas itu hilang ketika dibesut Mourinho yang lebih memilih permainan bertahan.
 
"Sepakbola menyerang, memberi pemain muda kesempatan, dan menang. Klub terbesar di dunia, suporter terbaik di dunia, juga pemain terbaik di dunia," ujar Solskjaer.
 
Solskjaer  menatap laga debutnya melawan Cardiff City, tim yang pernah memecatnya beberapa tahun lalu.
 
MU bertandang ke markas Cardiff City, Minggu (23/11) dini hari WIB.  Melawan Cardiff akan menjadi sangat emosional bagi Solskjaer. Dia pernah menukangi Cardiff pada 2014 lalu, atau ketika klub asal Wales itu promosi ke kasta tertinggi.
 
Sayangnya, rekam jejak Solskjaer bersama Cardiff tidaklah indah. Dia gagal mempertahankan Cardiff di ajang Liga Primer Inggris. Cardiff pun terdegradasi ke Divisi Championship.
 
Dan Solskjaer, lagi-lagi gagal mengangkat performa Cardiff meski bermain di kasta kedua. Maka pada bukan September 2014, dia menerima surat PHK dari manajemen cardiff.
 
Catatan statistik Solskjaer bersama Cardiff memang buruk. Dia hanya meraih sembilan kemenangan dari 30 laga. Sisanya, 16 kalah dan lima imbang.
 
"Semakin banyak kesalahan yang Anda buat, semakin banyak pelajaran yang Anda petik dan saya membuat beberapa kesalahan," ujar Solskjaer dilansir BBC.
 
Formasi Inti
Menarik ditunggu seperti apa formasi yang akan dipasang Solskjaer. Monitoring football-linesup.com melansir, Solskjaer lebih suka memainkan formasi 4-2-3-1 bersama Molde di paroh awal musim 2018. Dia hanya menyisakan seorang pemain penyerang berstatus striker murni. 
 
Tapi, dia bisa pula mengubahnya menjadi 4-1-4-1, seperti ketika Molde memenangkan delapan dari sembilan laga terakhirnya musim ini untuk menduduki peringkat kedua Liga Norwegia, lima poin di belakang Rosenborg. Di Cardiff pun, Solskjaer lebih sering memainkan 4-2-3-1.
 
Formasi Solksjaer sering mengandalkan kekuatan serangan sari sektor sayap. Itu tentu jadi kabar bagus untuk Luke Shaw. Dia bisa dimainkan di bek sayap kiri dengan Ashley Young digeser ke kanan. Keduanya bek sayap dengan daya gempur kuat.
 
Jika Solskjaer memasang 4-2-3-1 yang bisa jadi 4-1-4-1, maka Paul Pogba --yang jadi musuh Jose Mourinho-- bisa menjadi pemain pendobrak di antara dua lini untuk mengatur perubahan formasi. Itu artinya Nemanja Matic bisa dikorbankan untuk memberi ruang bagi Ander Herrera.
 
 


Editor : inilahkoran