Pro-Kontra Risiko AstraZeneca, Sejauh Mana Bahayanya?

Senin (24/5), Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Profesor I Gusti Ngurah Mahardika memposting pernyataan agar distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca di Indonesia seluruhnya dihentikan sementara, dengan pertimbangan risiko pembekuan darah.

Pro-Kontra Risiko AstraZeneca, Sejauh Mana Bahayanya?
Ilustrasi/Antara Foto

Setelah vaksinasi, diproduksilah protein permukaan spike yang akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

Menurut Mahardika, adenovirus simpanse memiliki beberapa komponen gen yang dihilangkan lalu diganti dengan gen COVID-19 melalui rekayasa genetik.

Tetapi gen adenovirus yang lain bisa saja menghasilkan sesuatu yang bisa mengganggu pembekuan darah pada manusia. Adenovirus simpanse ini membutuhkan kajian yang sangat detail sekali sehingga tidak bisa diketahui secara cepat, kata Mahardika.

Baca Juga : GoTo Siap Gelar Program Perdana

Statistik kasus

Mahardika mengunggah laporan Pemerintah Inggris yang diumumkan pada 14 April 2021, bahwa terjadi 168 laporan pembekuan darah dengan trombosit rendah yang dikaitkan dengan vaksin AstraZeneca. Kejadian itu dialami oleh 93 wanita dan 75 pria pada kelompok usia 18 hingga 93 tahun.

Dalam laporan itu juga disebutkan ada 32 kasus kematian dari total 21,2 juta dosis AstraZeneca yang diberikan kepada warga setempat. Mayoritas terjadi setelah penyuntikan dosis vaksin pertama dan satu kasus terjadi setelah dosis kedua.

Walau angka kasus kematian yang mungkin berkaitan dengan vaksin ini secara populasi terbilang kecil, hanya 7,9 per satu juta kasus di Inggris, namun Mahardika mendorong agar laporan statistik tersebut disikapi serius otoritas terkait di Indonesia melalui evaluasi secara menyeluruh sebab mempertaruhkan nyawa manusia.


Editor : Bsafaat