Sahur adalah Pembeda Kita dengan Orang Kafir

IMAM an-Nawawi rahimahullah menjelaskan keberkahan Sahur seraya mengatakan:

Sahur adalah Pembeda Kita dengan Orang Kafir
Ilustrasi/Net

IMAM an-Nawawi rahimahullah menjelaskan keberkahan Sahur seraya mengatakan:

"Adapun barakah makanan sahur secara dhahir (nampak), yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya giat beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya, karena nampak ringan puasa baginya setelah makan sahur, dan inilah makna yang sesungguhnya dari makan sahur.

Kemudian juga dengan bangun sahur dapat menjadikannya berdoa dan berdzikir di waktu yang mulia, yaitu waktu ketika Allah taala turun, dan diterimanya doa dan diampuninya dosa. Seorang yang bangun sahur dapat berwudhu kemudian shalat malam, kemudian mengisi waktunya dengan doa, dzikir, dan shalat malam, dan menyibukkan diri dengan ibadah lainnya hingga terbit fajar." [Syarh Nawawi li Shahih Muslim 7/206].

Baca Juga : Wanita Haid: Qada Ramadan, Tak Sempat Puasa Syawal

Sahur merupakan syiar Islam yang menjadi pembeda dengan ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur." [HR. Muslim].

Ini menunjukkan bahwasanya Islam mengajarkan berlepas dari orang kafir, artinya tidak loyal kepada mereka. Karena dari sisi cara puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.

Baca Juga : Hadits-hadits Lemah dan Palsu tentang Syaban


Editor : Bsafaat