Sejak Muda tak Pernah Suka Berhala

Abdullah bin Qais RA, atau lebih dikenal dengan nama kunyahnya Abu Musa al Asy'ari telah memeluk Islam ketika Nabi SAW masih berada di Makkah. Abu Musa yang berasal dari kabilah Bani Asyari (Kaum Asyariyyiin) di Yaman ini, sejak awal memang tidak menyukai kebiasaan orang-orang Arab jahiliah menyembah berhala.

Sejak Muda tak Pernah Suka Berhala
Ilustrasi/Net

Abdullah bin Qais RA, atau lebih dikenal dengan nama kunyahnya Abu Musa al Asy'ari telah memeluk Islam ketika Nabi SAW masih berada di Makkah. Abu Musa yang berasal dari kabilah Bani Asyari (Kaum Asyariyyiin) di Yaman ini, sejak awal memang tidak menyukai kebiasaan orang-orang Arab jahiliah menyembah berhala.

Karena itu, setelah mendengar adanya seseorang yang menyeru kepada agama tauhid dan mencela berhala-berhala, ia segera memacu tunggangannya mengarungi padang pasir luas menuju Makkah.

Setelah bertemu dengan Nabi SAW dan mendengar penjelasan beliau tentang Risalah Islam yang beliau bawa, tanpa keraguan sedikitpun Abu Musa berba'iat memeluk Islam. Ia tinggal beberapa waktu di Makkah untuk memperoleh pengajaran Nabi SAW, kemudian beliau menyuruhnya kembali dahulu ke daerahnya, sampai nanti Islam telah memperoleh kemapanan. Akan berbahaya baginya kalau tetap tinggal di Makkah saat itu, karena kaum kafir Quraisy tidak henti-hentinya melakukan halangan dan penyiksaan kepada mereka yang mengikuti risalah yang dibawa Rasulullah SAW.

Baca Juga : Pisah Ranjang dan Tiada Cinta, Sama dengan Cerai?

Beberapa tahun berlalu, Abu Musa berhasil mendakwahkan Islam di kabilahnya di Yaman. Ia juga mendengar bahwa Nabi SAW dan kaum muslimin telah tinggal di Madinah dan memperoleh kemapanan di sana. Ketika ia mendengar Nabi SAW menghimpun pasukan untuk menyerang Khaibar, bersama limapuluh orang lebih, termasuk dua saudara kandungnya, Abu Ruhum dan Abu Burdah, ia memutuskan berhijrah ke Madinah. Ia berharap bisa bergabung dan berjihad bersama beliau dalam peperangan tersebut.

Abu Musa dan kaum muslimin yang bersamanya, memutuskan melalui jalur lautan dengan perahu karena dianggapnya lebih cepat daripada harus mengarungi padang pasir. Tetapi perahu mereka terdampar di Habasyah karena mengalami kerusakan. Ja'far bin Abu Thalib yang masih tinggal di sana menjumpai rombongan tersebut di pesisir, ia berkata kepada Abu Musa, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan kami tinggal di sini, maka menetaplah bersama kami di sini!"

Tidak ada pilihan lain bagi Abu Musa kecuali memenuhi tawaran Ja'far, sambil memperbaiki perahu mereka. Tetapi belum lama tinggal di sana, datang utusan Rasulullah SAW yang memerintahkan mereka agar segera berhijrah ke Madinah.

Baca Juga : Kerasukan Jin karena Jatuh Cinta, Adakah Penangkalnya?

Dua rombongan inipun kembali berperahu menyeberangi Laut Merah, kemudian menyeberang padang pasir menyusul Rasulullah SAW yang masih berada di Khaibar. Mereka berharap masih bisa ikut berjihad melawan kaum Yahudi di sana, tetapi ternyata mereka bertemu Nabi SAW ketika pasukan muslim telah menaklukan Khaibar. Beliau menyambut gembira dua rombongan muhajirin ini dan memberikan bagian ghanimah perang Khaibar kepada mereka. [Bersambung]

Halaman :


Editor : Bsafaat