Sekda Paparkan Mitigasi GRK di Kota Bogor, Begini Langkahnya

Syarifah memaparkan, yang dilakukan pihaknya dalam kebijakan yaitu sudah memiliki rencana aksi daerah pengurangan emisi gas rumah kaca.

Sekda Paparkan Mitigasi GRK di Kota Bogor, Begini Langkahnya
Sekda Kota Bogor Hj Syarifah Sofiah Dwikorawati

"Jadi itu upaya dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih mengurangi karbon dioksida, karbon monoksida, ozon itu kita dikurangi dengan melakukan transformasi seperti di negara maju menuju transportasi sarana publik. Selain itu untuk membiasakan masyarakat berjalan kaki dibangun juga jalur pedestrian terintegrasi dan jalur sepeda," tambah Syarifah.

Masih kata Syarifah, Pemkot Bogor juga sudah menginisiasi dan mengawali penggunaan kendaraan listrik pada kendaraan dinas. Upaya lain yang dilakukan adalah pengolahan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sehingga tidak dibuang ke TPA melainkan diolah menjadi sirkuler ekonomi.

"Karena berkenaan dengan jumlah penduduk permasalahan sampah itu semakin meningkat dan menghasilkan gas metana, itu juga menyumbang emisi gas rumah kaca. Kami memiliki program TPS3R terpadu yang saat ini ada TPS3R yang langsung bisa mengolah sampah organik dan sampah non organik yang kemudian menjadi sirkuler ekonomi. Jadi sampah plastik rendah nilai itu diolah sehingga bisa menjadi bahan material sebagai konstruksi ataupun furniture," terangnya.

Ia berharap upaya yang dilakukan Kota Bogor ini bisa terus berkembang dan berlanjut sebagai langkah mitigasi menjaga iklim mikro dan turut serta menurunkan gas rumah kaca.

Diketahui, pemerintah seluruh Indonesia mengikuti kegiatan Bimbingan teknis (Bimtek) supervisi inventarisasi GRK dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (MPV) yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim di Bogor.

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang terperangkap pada panas di atmosfer dan dapat menyebabkan kenaikan suhu rata-rata bumi atau mengakibatkan pemanasan global. Secara umum, gas rumah kaca merupakan gas yang secara alami maupun antropogenik (campur tangan manusia) berada di atmosfer untuk menjaga kestabilan dan temperatur suhu di bumi.

Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Verifikasi KLHK, Hari Wibowo menyampaikan, perubahan iklim menjadi isu serius di dunia internasional maupun di nasional. Gas-gas rumah kaca itu diantaranya yakni karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Gas karbon sebagai pencemar utama dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lain.


Editor : Ahmad Sayuti