Shahih! Dalil Soal Anjuran Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim

SALAH satu unsur terpenting dari strategi pencapaian faragh (orgasme) adalah pendahuluan atau pemanasan yang dalam bahasa asing disebut foreplay (istiadah). Pemanasan yang cukup dan akurat, menurut para pakar seksologi, akan mempercepat wanita mencapai faragh.

Shahih! Dalil Soal Anjuran Pemanasan Sebelum Berhubungan Intim
Ilustrasi/Net

Selain ciuman dan rayuan, unsur penting lain dalam pemanasan adalah sentuhan mesra. Bagi pasangan suami istri, seluruh bagian tubuh adalah obyek yang halal untuk disentuh, termasuk kemaluan. Terlebih jika dimaksudkan sebagai penyemangat jima. Demikian Ibnu Taymiyyah berpendapat.

Syaikh Nashirudin Al-Albani, mengutip perkataan Ibnu Urwah Al-Hanbali dalam kitabnya yang masih berbentuk manuskrip, Al-Kawakbu Ad-Durari,

"Diperbolehkan bagi suami istri untuk melihat dan meraba seluruh lekuk tubuh pasangannya, termasuk kemaluan. Karena kemaluan merupakan bagian tubuh yang boleh dinikmati dalam bercumbu, tentu boleh pula dilihat dan diraba. Diambil dari pandangan Imam Malik dan ulama lainnya."

Baca Juga : Awas! Jangan Ciptakan Musuh Akhirat, Minta Maaflah

Berkat kebesaran Allah, setiap bagian tubuh manusia memiliki kepekaan dan rasa yang berbeda saat disentuh atau dipandangi. Maka, untuk menambah kualitas jima, suami istri diperbolehkan pula menanggalkan seluruh pakaiannya. Dari Aisyah radhiallahu 'anhum, ia menceritakan, "Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana" (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk mendapatkan hasil sentuhan yang optimal, seyogyanya suami istri mengetahui dengan baik titik-titik yang mudah membangkitkan gairah pasangan masing-masing. Maka diperlukan sebuah komunikasi terbuka dan santai antara pasangan suami istri, untuk menemukan titik-titik tersebut, agar menghasilkan efek yang maksimal saat berjima.

Sumber: Sutra Ungu, Panduan Berhubungan Intim Dalam Perspektif Islam, karya Abu Umar Basyiir

Halaman :


Editor : Bsafaat