Sikapi Gagal Ginjal Akut Misterius, Ridwan Kamil Akan Bentuk Satgas

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan membentuk satuan tugas (Satgas) guna mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut misterius. Rencana pembentukan Satgas gagal ginjal akut misterius ini sedang digodok Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. 

Sikapi Gagal Ginjal Akut Misterius, Ridwan Kamil Akan Bentuk Satgas
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan membentuk satuan tugas (Satgas) guna mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut misterius. Rencana pembentukan Satgas gagal ginjal akut misterius ini sedang digodok Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. /Humas Pemprov Jabar
INILAHKORAN, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan akan membentuk satuan tugas (Satgas) guna mengantisipasi penyakit gagal ginjal akut misterius. Rencana pembentukan Satgas gagal ginjal akut misterius ini sedang digodok Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. 
Ridwan Kamil mengatakan, proses pembentukan Satgas gagal ginjal akut misterius di Jabar sedang berjalan. 
"Pembentukan Satgas penanganan sedang di proses. Soal jumlah pasti belum (ada konfirmasi) karena kan tiap hari bertambah. Tapi nanti saya update lagi," ujar Ridwan Kamil usai kegiatan Peringatan Hari Santri di Gasibu, Kota Bandung, Sabtu (22/10/2022).
Ridwan Kamil ogah terlalu banyak mengomentari terkait kasus penyakit gagal ginjal misterius ini. Terlebih, penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diungkapkan secara detail oleh pemerintah pusat. 
Namun Ridwan memastikan, saat ini sedang terus dilakukan penelitian. 
"Kita sedang meneliti secara maksimal dengan Dinkes, per hari ini kita belum 100 persen memahami. Jadi seperti kasus awal-awal Covid-19," ungkapnya. 
Untuk mengetahui penyebab penyakit ini memerlukan waktu dan tahap yang cukup lama. Namun, Ridwan memastikan saat ini Dinkes Jabar tengah berkoordinasi untuk mengetahui penyebab pasti dari penyakit ini. 
"Nanti saya kabari lagi setelah konsolidasi para ilmuwan, dokter ini penyebabnya apa. Apakah hanya gara-gara yang digosipkan obat, atau ada faktor lain, ada virus baru. Kita belum tahu sedalam itu," katanya. (Riantonurdiansyah)***


Editor : JakaPermana