Soal Larangan Masker di Masjid Kota Bekasi, Begini Reaksi Jubir Wapres

Juru Bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi, menanggapi insiden pengusiran seorang warga dari Masjid Al Amanah Kota Bekasi, Jawa Barat, karena terdapat larangan penggunaan masker di lingkungan rumah ibadah tersebut.

Soal Larangan Masker di Masjid Kota Bekasi, Begini Reaksi Jubir Wapres
Juru Bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi. (Antara Foto)

INILAH, Jakarta- Juru Bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi, menanggapi insiden pengusiran seorang warga dari Masjid Al Amanah Kota Bekasi, Jawa Barat, karena terdapat larangan penggunaan masker di lingkungan rumah ibadah tersebut.

Masduki menilai perbuatan pengurus Masjid Al Amanah tersebut termasuk fenomena umat Islam yang semangat beragama-nya tidak diimbangi dengan pemahaman agama secara baik.

"Ini gejala umum di masyarakat kita, jadi ada semangat beragama yang kuat tetapi tidak diimbangi dengan pemahaman agama yang baik. Dia merasa benar dengan pemahamannya, ini berbahaya," kata Masduki di Jakarta, Selasa.

Baca Juga : Pemudik Sepeda Motor Mulai Padati Jalur Pantura

Masduki mengatakan ayat Al Quran yang digunakan sebagai dalil larangan menggunakan masker di lingkungan masjid adalah tidak tepat untuk diterapkan dalam kondisi bencana pandemik COVID-19.

"Dia (pengurus Masjid Al Amanah) bilang kalau sudah masuk ke masjid itu aman. Di Al Imran menjelaskan bahwa masjid itu adalah Masjidil Haram. Jadi ini konteksnya beda. Kalau konteksnya pandemik, kan di Masjidil Haram juga masuk pakai masker," tutur Masduki.

Pemahaman seseorang, terlebih lagi yang mengaku sebagai ulama, terhadap ayat Al Quran tidak boleh dilakukan secara tekstual tanpa melihat perkembangan kondisi dan situasi di masyarakat, katanya.

Baca Juga : Polisi Tegur Keras Pengurus Masjid di Bekasi yang Usir Jemaah Bermasker

"Yang di Bekasi itu dia mengaitkan ayat bahwa masuk masjid itu sudah otomatis aman. Itu kan pemahaman yang tidak tepat, jadi dia memahami ayat itu nggak paham betul, tekstual banget, berusaha memahami tekstual dan salah. Itu berbahaya sekali," ujarnya.

Halaman :


Editor : Bsafaat