Stok Beras Jabar Aman 16 Bulan ke Depan

Saat ini, pasokan beras di Jabar mencapai 234 ribu ton. Capaian ini diakui Kepala Bulog Jabar Achmad Mamun menjadikan Jabar sebagai peringkat ketiga nasional setelah Jatim dan Sulsel.

Stok Beras Jabar Aman 16 Bulan ke Depan
INILAH, Bandung - Saat ini, pasokan beras di Jabar mencapai 234 ribu ton. Capaian ini diakui Kepala Bulog Jabar Achmad Mamun menjadikan Jabar sebagai peringkat ketiga nasional setelah Jatim dan Sulsel.
 
"Sampai akhir tahun 2018 ini realisasi pasokan beras di Jabar mencapai 234 ribu ton dari target 450 ribu ton. Ketersediaan bahan pangan pokok ini aman untuk 16 bulan ke depan," kata Mamun, Jumat (21/12/2018).
 
Menurutnya, cadangan beras itu terbagi untuk premium 200 ribu ton dan medium 34 ribu ton. Terkait tingginya pasokan tersebut dia menyebutkan kini ada peralihan dari pemberian raskin ke skema bantuan pangan non-tunai (BPNT). Pasokan yang tersedia itu seluruhnya berupa beras. Dari cadangan berupa gabah kering giling kini seluruhnya sudah digiling.
 
Terkait serapan, dia menyebutkan sejauh ini tidak ada keluhan dari petani. Sebab, selama 2018 ini harga yang ditetapkan selalu di atas Rp7.300/kg. Untuk serapan ini, pihaknya menetapkan harga flexibility sebesar 10%.
 
Dikarenakan cadangan melimpah, harga di tingkat konsumen pun saat ini terbilang stabil. Harga di tingkat konsumen itu masih sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Yakni, Rp9.450/kg untuk beras medium dan Rp12.800/kg untuk beras premium.
 
"Sekarang, untuk harga beras ini relatif stabil. Ini karena saat ini komoditas ini terus dipelototi aparat kepolisian yang tergabung dalam tim satgas pangan dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) yang juga bekerja. Untuk harga ini pemantauan dilakukan setiap hari aparat kepolisian. Secara berjenjang mereka melaporkan dari Polsek ke Polres hingga ke Polda," ucapnya.
 
Mamun menyebutkan, untuk tetap menjaga stabilitas harga beras ini hal yang perlu disosialisasikan lebih luas yakni perubahan perilaku masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tidak membeli komoditas beras ini dalam takaran yang berlebihan.
Stabilitas harga komoditas lain pun terjaga. Selain beras, pihaknya memantau komoditas gula pasir, daging kerbau, terigu, minyak, dan daging ayam. "Kemarin-kemarin ada lonjakan harga untuk daging ayam hingga Rp40 ribu/kg. Itu lebih dikarenakan tingginya harga pakan di pasar," tambahnya.


Editor : inilahkoran