Tegas, Disdik KBB Larang Adanya Pungutan yang Dilakukan Kepala Sekolah dan Orang Tua 

Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) secara tegas melarang sekolah melakukan pungutan baik yang dilakukan kepala sekolah maupun orang tua.

Tegas, Disdik KBB Larang Adanya Pungutan yang Dilakukan Kepala Sekolah dan Orang Tua 
INILAHKORAN, Ngamprah - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) secara tegas melarang sekolah melakukan pungutan baik yang dilakukan kepala sekolah maupun orang tua.
Oleh karenanya, terkait dengan adanya pungutan untuk pengadaan kursi dan meja di SDN 1 Cipeundeuy, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, KBB itu menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Disdik KBB.
"Bantuannya kan sedang berproses dan kalaupun ada bantuan dari orang tua itu tidak dibenarkan untuk bangku karena itu merupakan tugas dari pemerintah termasuk ruang kelas, guru PPPK dan lainnya," kata Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih saat dikonfirmasi, Rabu 18 Juli 2023.
Asep menilai, jika ada lima ruang kelas yang bisa digunakan, satu ruang kelas bisa digunakan untuk kelas 1 dan kelas 2 secara bergantian atau dishift.
"Jadi, jangan ikuti orang tua. Seharusnya ikuti program sekolah dulu sebelum kursi dan meja bantuan pemerintah itu datang," ujarnya.
Menurutnya, perhatian pemerintah melalui Disdik KBB sudah cukup luar biasa. Hal itu dibuktikan dengan adanya 942 pembangunan ruang kelas baru.
"Termasuk, pembangunan sarana dan prasarana utilitas dan rehabilitasi ruang kelas untuk jenjang SD dan SMP," tuturnya.
Secara rinci Asep menjelaskan, berdasarkan data rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas dari tahun 2021 sampai dengan 2023 tingkat kerusakan ruang kelas SD dan SMP sudah dapat diperbaiki, di tahun 2021 sebanyak 127 ruang
"Untuk perbaikan ruang kelas SD sebanyak 59 ruang dan SMP sebanyak 68 ruang," jelasnya.
Selanjutnya, kata Asep, di tahun 2022 total perbaikan adan 259 terdiri dari SD sebanyak 154 ruang dan SMP 105 ruang. 
Kemudian, di tahun 2023 sebanyak 556 terdiri dari  SD sebanyak 389 ruang  dan SMP sebanyak 167 ruang.
"Langkah berikutnya, akan diantisipasi di tahun 2024 baik dari APBD dan APBN," ujarnya.
Selanjutnya, sambung dia, pihaknya bakal melakukan sosialisasi untuk seluruh sekolah baik jenjang SD maupun SMP.
"Semuanya dalam pengajuan melalui validasi data Dapodik untuk sarana dan prasarana, dengan harapan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2024 lebih maksimal," ucapnya.
Namun, sambung dia, terkait dengan bantuan sarana dan prasarana di SDN 1 Cipeundeuy sedang berproses dan itu bertahap, serta harus melalui mekanisme.
Menurutnya, tidak dipungkiri akibat pandemi COVID-19 banyak meja dan kursi atau sarana dan prasarana lain yang rusak.
"Tapi, kami sedang berbenah hanya prosesnya harus melalui tahapan-tahapan," ucapnya.
"Kami pun sudah memanggil Kepala Sekolah SDN 1 Cipeundeuy dan menyarankan agar kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam dua shift," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 1 Cipeundeuy, Siti Halimah mengungkapkan, kabar tersebut betul-betul tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
"Betul, memang itu ruang kelas belum ada bangku karena itu ruang kelas baru," ungkap Siti saat dikonfirmasi, Selasa 18 Juli 2023.
Diberitakan sebelumnya, beredar sebuah postingan yang memperlihatkan sebuah ruang kelas di salah satu SD di Kabupaten Bandung Barat (KBB) disebut-sebut tidak memiliki meja dan kursi belajar.
Dalam postingan yang diunggah akun Instagram @infobdgbaratcimahi menyebutkan  kondisi tersebut terjadi di SDN 1 Cipeundeuy, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Para orang tua menjadi beban karena pihak sekolah meminta bantuan untuk membeli kursi dan meja yang nantinya akan digunakan untuk proses belajar mengajar," tulisnya.
Info yang didapat tim IBBC, "orang tua murid dibebankan biaya sebesar Rp 125.000 sedangkan tidak semua orang tua mamou membayar uang segitu min," ungkap salah satu orang tua murid.
"Dan informasi yang didapat pihak sekolah telah melakukan pengajuan ke instansi terkait namun hingga saat ini belum ada progres," tulisnya.
Selanjutnya, memprihatinkan adalah, beberapa siswa yang tidak kebagian kursi dan meja terpaksa harus belajar menggunakan karpet.
"Kepada instansi terkait, mohon secepatnya dicek dan dicarikan solusi untuk membantu SDN 1 Cipeundeuy," tulisnya.*** (agus satia negara)


Editor : JakaPermana