Terkendala Distribusi, Vaksin IndoVac Buatan Bio Farma Belum Dapat Digunakan di Jabar

Pemprov Jawa Barat belum dapat menggunakan vaksin Covid-19 buatan PT Bio Farma, IndoVac. Ihwal distribusi menjadi salah satu alasan Jabar belum dapat menggunakan vaksin IndoVac yang diresmikan Presiden Joko Widodo. 

Terkendala Distribusi, Vaksin IndoVac Buatan Bio Farma Belum Dapat Digunakan di Jabar
Kepala Dinkes Jabar Nina Susana Dewi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melobi Kementerian Kesehatan agar IndoVac buatan Bio Farma segera dilakukan distribusi ke Jabar. Terlebih kebutuhan vaksin Covid-19 di wilayah Jabar sendiri sangat dibutuhkan untuk lebih meningkatkan kekebalan kelompok. (istimewa)

Untuk diketahui, setelah vaksin IndoVac diresmikan oleh Presiden Jokowi. Direktur Utama PT Biofarma, Honesti Basyir mengatakan akan memberikan donasi vaksin IndoVac ke beberapa negara Afrika. 

"Ada beberapa negara berdiskusi dengan kita, ada potensi Indonesia akan memberikan donasi ke beberapa negara," ujar Honesti, Kamis (13/10/2022).

Sedangkan untuk ekspor vaksin ke luar negeri, PT Biofarma terlebih dahulu harus mendapatkan izin Emergency Use Authorization (EUA) dari WHO. Sehingga, untuk ekspor masih tengah dalam koordinasi. 

Baca Juga : Selain Jamparing, Ridwan Kamil Minta Usulan Warga Untuk Penamaan KCJB

"Untuk memberikan vaksin IndoVac ini untuk kebutuhan ekspor negara yang tadi saya sebutkan, jadi ada beberapa negara seperti Nigeria, Zimbabwe dan Kenya," ucapnya. 

Selain itu, pemerintah pusat juga memberikan dorongan penuh untuk pengembangan vaksin IndoVac. Dikatakannya, hal yang pertama kini tengah difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

"Target utama itu adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga kita tidak perlu import lagi," ucapannya. 

Baca Juga : Jadi Kunci Pembangunan, Uu Dorong Adanya Peningkatan Keamanan dan Ketenteraman

Menurutnya, selama ini produk farmasi khususnya obat-obatan dalam negeri masih di penuhi dengan hasil import. IndoVac sendiri merupakan bukti bahwa Indonesia saat ini mulai mandiri dalam obat-obatan. 


Editor : Doni Ramdhani