Terlanjur Berbuat Maksiat

Pastinya, perbuatan dosa sekecil apa pun jangan diremehkan. Karena tetap dihitung oleh Allah SWT. Semakin hina kedudukan kita di sisi-Nya, bila sedari awal dosa itu sudah diniatkan.

Terlanjur Berbuat Maksiat

Pastinya, perbuatan dosa sekecil apa pun jangan diremehkan. Karena tetap dihitung oleh Allah SWT. Semakin hina kedudukan kita di sisi-Nya, bila sedari awal dosa itu sudah diniatkan.

Misalnya, setelah mendengar khutbah Jumat dan menjadi tahu bahwa Allah Mahapengampun, maka kita kemudian berniat umrah dan juga niat korupsi lagi sepulangnya dari sana, dan umrah lagi. Bagaimana kalau dalam perjalanan pulang dari sana pesawat yang ditumpangi jatuh, dan kita meninggal? Dosa memang belum terlaksana, tapi niatnya itu buruk.

Setiap manusia pasti memiliki dosa. Tetapi ada dua hal yang jangan sampai dilakukan terhadapnya. Pertama, gembira atau bangga atas dosa yang diperbuat. Kedua, terus-menerus mengulanginya. Karena hal itu berarti mempermainkan karunia Allah SWT.

Baca Juga : Biar Bahagia, Yuk Cintai Diri Sendiri, Begini Caranya....

Nah, bagaimana jika tanpa diniatkan kita terlanjur berbuat dosa? Imam Ibnu Atha’illah al-Iskandari dalam kitab al-Hikam (no.159) berkata, “Jika terlanjur perbuatan dosa, maka yang demikian itu jangan sampai membuat patah hatimu untuk mendapatkan istiqamah kepada Tuhanmu. Sebab kemungkinan dosa itu sebagai dosa yang terakhir yang telah ditakdirkan bagimu.”

Jangan patah semangat. Dosa itu memang buruk dan berbahaya bagi diri kita sendiri. Tetapi kalau sudah terlanjur diperbuat, maka tetaplah semangat memohon ampunan Allah SWT. Tidak peduli sebesar apa pun dosa kita, karena ampunan-Nya lebih besar dari itu.

Buruk, dan tidak boleh merasa kalau dosa kita lebih besar dibanding ampunan Allah SWT. Yang kemudian dapat membikin kita enggan bertobat. Dan semakin menjadi petaka dahsyat dunia dan akhirat, jika kita malah berbalik mengulangi serta membanggakannya. Semakin membenamkan diri dalam lumpur kehinaan di hadapan-Nya.

Baca Juga : Hukum Mandi Hujan Sunah, Benarkah?

Kita harus yakin bahwa orang yang berbuat dosa bisa menjadi orang yang dicintai Allah. Bisa jadi ia dicintai Allah karena dosanya. Dosa yang membuatnya menyesal dan menangis tersedu-sedu di malam hari, dan bertobat nasuha. “Sungguh, Allah mencintai orang yang bertobat dan menyukai yang menyucikan diri.” (QS. al-Baqarah [2]: 222).

Halaman :


Editor : Bsafaat