Tuai Kontroversi, Dinkes KBB Pastikan Nyamuk Wolbachia Belum Disebar di Wilayahnya 

Penerapan teknologi Wolbachia sebagai salah satu upaya mengentaskan wabah demam berdarah dangue (DBD) masih menuai kontroversi di berbagai kalangan.

Tuai Kontroversi, Dinkes KBB Pastikan Nyamuk Wolbachia Belum Disebar di Wilayahnya 
Penerapan teknologi Wolbachia sebagai salah satu upaya mengentaskan wabah demam berdarah dangue (DBD) masih menuai kontroversi di berbagai kalangan./ilustrasi

INILAHKORAN, Ngamprah - Penerapan teknologi Wolbachia sebagai salah satu upaya mengentaskan wabah demam berdarah dangue (DBD) masih menuai kontroversi di berbagai kalangan.

Seperti diketahui, teknologi wolbachia, yakni melakukan penyuntikkan bakteri wolbachia kepada telur nyamuk Aedes aegypti, sehingga menetas menjadi nyamuk dewasa.

Kemudian, apabila nyamuk tersebut menggigit pengidap virus demam berdarah, maka virus yang dihisap nyamuk akan mati dengan bakteri wolbachia. Dengan demikian, nyamuk Aedes aegypti tersebut tidak akan bisa menyebarkan virus demam berdarah lagi ke tubuh manusia.

Baca Juga : Momentum Hari Ibu, DP3A Kota Bandung: Perempuan Harus Berdaya dan Berkarya

Kendati demikian, penerapan teknologi wolbachia ini menuai kontroversi di berbagai kalangan lantaran penyebaran wolbachia ini dinilai bakal mempengaruhi kondisi kesehatan. Bahkan, menimbulkan adanya penyakit baru di masyarakat.

Seperti yang diungkapkan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah yang mengatakan bahwa tindakan ini bersifat percobaan yang menggunakan masyarakat sebagai percobaannya.

Sama halnya dengan Siti Fadilah, Gerakan Sehat untuk Indonesia pun mengaku prihatin dengan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ini.

Baca Juga : Pedagang Pasar Tradisional Keluhkan Sepinya Pembeli Akibat Operasi Pasar Murah

Mereka juga mengingatkan kepada pemerintah untuk segera menghentikan rencana pelepasan 200 nyamuk Wolbachia di Bali, dan beberapa kota yang lainnya.

Halaman :


Editor : JakaPermana