Waduh, Program TPS-3R di KBB Tak  Bisa Atasi Persoalan Sampah Secara Konkret 

Hadirnya Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS-3R) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat digadang-gadang sebagai solusi pengentasan sampah.

Waduh, Program TPS-3R di KBB Tak  Bisa Atasi Persoalan Sampah Secara Konkret 
Hadirnya Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS-3R) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat digadang-gadang sebagai solusi pengentasan sampah.
INILAHKORAN, Ngamprah - Hadirnya Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS-3R) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat digadang-gadang sebagai solusi pengentasan sampah.
Kendati demikian, TPS-3R di KBB ternyata belum bisa memberikan solusi secara konkret untuk mengatasi persoalan sampah tersebut. Sebab, produk olahan sampah TPS-3R tak sepenuhnya bisa diserap pasar.
Berdasarkan catatan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, dari hasil olah sampah di 6 TPS-3R, termasuk 36 bank sampah di KBB, yang mudah diserap pasar masih sebatas hasil cacahan plastik dan magot. Sementara, untuk kompos dari olahan limbah organik belum bernilai ekonomis.
"Dari hasil peninjauan yang kita lakukan ke sejumlah TPS-3R dan bank sampah di KBB, rata-rata masalahnya sama, olahan kompos belum diminati pasar," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, KBB, Apung Hadiat Purwoko saat dihubungi.
Saat ini, jelas dia, produk olahan sampah berupa cacahan plastik memang dibutuhkan untuk pabrik-pabrik daur ulang plastik. 
"Sedangkan magot diperlukan untuk pakan ikan," jelasnya.
Kendati demikian, berbeda dengan kedua produk olahan tersebut, produk olahan kompos dari sampah organik masih minim peminat lantaran para petani masih bergantung pada pupuk anorganik.
"Permasalahan market yang susah, akhirnya TPS3R kurang produktif," terangnya.
Ia menilai, solusi konkret untuk permasalahan tersebut memang cukup kompleks. Pertama, pemerintah harus menyiapkan investor yang siap menampung kompos olahan sampah organik.
"Di sini izin dan pendirian laboratorium harusnya dipermudah," ujarnya.
Setelah itu, sambung dia, dibuat regulasi agar para petani di KBB beralih memakai kompos tersebut. 
"Mudah-mudahan ke depan ada solusi yang mau bermitra untuk menerima olahan kompos TPS-3R," ujarnya.
Ia mengakui, saat ini masih terkendala dari sisi perizinan dan uji laboratorium. Bahkan, pihaknya tidak punya keleluasaan untuk memasarkan produk olahan kompos dari TPS-3R. 
"Selama ini produk olahan hanya dipakai untuk media tanam saja. kalau diolah jadi pupuk harus dikolaborasikan dengan kotoran hewan," pungkasnya.*** (agus satia negara).


Editor : Ahmad Sayuti