Yuk Memaafkan Tanpa Dendam seperti Nabi Yusuf

BISAKAH Anda bayangkan bila satu ketika Anda disakiti oleh seseorang atau bahkan oleh saudara sendiri dengan perilaku yang begitu menyakitkan dan bahkan hampir menghilangkan nyawa Anda, mampukah Anda memaafkan kesalahannya? Atas kezaliman yang sedemikian rupa dapatkah Anda memaafkan kesalahannya tanpa menyisakan rasa dendam sedikitpun dalam hati Anda, dan bahkan setelah itu Anda tetap bersahabat dan bersaudara secara baik dengannya?

Yuk Memaafkan Tanpa Dendam seperti Nabi Yusuf

Kedua, Nabi Yusuf tidak saja memaafkan para saudaranya dan membebaskan mereka dari celaan dan kecaman di kehidupan dunia ini, dengan kalimat "semoga Allah mengampuni kalian" Nabi Yusuf juga menginginkan mereka diampuni oleh Allah atas dosa-dosanya sehingga kelak di akhirat pun mereka terbebas dari siksaan.

Tidak sekadar itu, pada ayat berikutnya Nabi Yusuf juga meminta para saudaranya untuk kembali lagi datang ke mesir dengan membawa serta semua anggota keluarga besar mereka; istri dan anak-anak mereka.

Inilah pemberian maaf yang sesungguhnya yang diajarkan Alquran melalui kisah Nabi Yusuf. Memaafkan tidak sekadar mengucapkan kata maaf belaka namun jauh di dalam hatinya masih menyimpan dendam. Memberi maaf mesti dibarengi dengan sikap tidak akan mencemooh, menista, mencela, mengecam dan bahkan sekadar mengingat dan membicarakan kesalahan pelakunya.

Ini pula yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam ketika beliau dengan kaum muslimin menaklukan Kota Makkah. Ketika beliau memegang kedua tiang pintu Kakbah beliau menyeru dan bertanya kepada kaum Quraisy, "Menurut kalian, apa yang akan aku lakukan pada kalian, wahai kaum Quraisy?"

Mereka menjawab, "Engkau akan lakukan kebaikan kepada kami. Engkau saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia. Dan engkau telah mampu melakukan itu."

Rasulullah menimpali, "Pada hari ini akan aku katakan apa yang dikatakan oleh saudaraku Yusuf, l tatsrba alaikumul yauma, di hari ini tak ada kecaman bagi kalian."

Mendengar apa yang disampaikan oleh Rasulullah itu sahabat Umar bin Khattab merasa sangat malu sekali hingga mengucur keringatnya. Ini dikarenakan sebelumnya ia sangat ingin sekali membalas apa-apa yang telah dilakukan oleh kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin, namun ternyata Rasulullah menyatakan sikap yang begitu mulia; memaafkan tanpa ada dendam. Wallhu alam.[nuol]


Editor : Bsafaat