Bebeclub Kampanyekan 'Jam Makan Serat'

Serat merupakan salah satu jenis zat gizi yang penting untuk dikonsumsi oleh si kecil agar sistem pencernaan bisa bekerja dengan optimal.

Bebeclub Kampanyekan 'Jam Makan Serat'
istimewa

INILAH, Jakarta - Serat merupakan salah satu jenis zat gizi yang penting untuk dikonsumsi oleh si kecil agar sistem pencernaan bisa bekerja dengan optimal.

70% komponen sistem daya tahan tubuh terdapat pada pencernaan dan merupakan faktor penting untuk mendukung tumbuh kembang dan kesehatan holistik si kecil.

Namun, konsumsi makanan berserat pada anak-anak masih harus terus didorong karena masih belum menjadi perhatian banyak orang tua di Indonesia.

Baca Juga : Bebeclub Ajak Para Ibu Bangun Kebiasaan Makan Serat untuk Anak

Kecukupan serat anak Indonesia masih belum memenuhi standar rekomendasi asupan serat harian. Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang konsumsi serat. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat, dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi (seperempat) atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya. Jumlah ini masih jauh di bawah angka kecukupan gizi (AKG) yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya.

Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Ahli Gastrohepatologi, Ariani Dewi Widodo mengatakan, "Konsumsi makanan berserat tidak bisa diremehkan. Kebutuhan serat yang tercukupi dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya. Pencernaan yang sehat akan membuat nutrisi makanan terserap dengan baik, yang juga akan berdampak pada sistem daya tahan tubuh anak menjadi lebih baik, dapat memberikan perkembangan yang optimal ke otak, bahkan dapat dapat mempengaruhi emosi anak. Selain itu, pola makan dengan serat yang cukup juga mencegah anak mengalami sembelit (konstipasi) dan dapat meningkatkan sistem daya tahan tubuh, sehingga mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti obesitas di kemudian hari."

Ahli Nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono yang akrab disapa Prof. Tati, mengatakan, "Orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan makanan yang berserat tinggi kepada anak agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Cara mudah untuk memastikan anak mendapat cukup serat adalah dengan memperkenalkan anak dengan berbagai jenis serat, hingga membiasakan konsumsi makanan berserat. Beberapa pilihan jenis makanan berserat antara lain buah, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, hingga makanan yang diperkaya serat. Beberapa contoh makanan kaya serat, yaitu: sereal sarapan dari gandum utuh, roti gandum dan oats, barli dan gandum hitam; buah-buahan seperti pir, melon dan jeruk; sayuran seperti brokoli, wortel, dan jagung manis; kacang polong, buncis dan pulses; kacang dan biji-bijian; serta kentang dengan kulitnya."

Baca Juga : Amazfit T-Rex Pro, Arloji Pintar yang Dilengkapi Fitur Kebugaran hingga Monitoring Kesehatan 

Penting bagi si Kecil mengkonsumsi serat dalam jumlah cukup sesuai AKG yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur. "Untuk anak usia 1-3 tahun, dibutuhkan setidaknya 19 gram serat setiap hari. Dalam bentuk makanan, 19 gram serat ini setara dengan hampir 2 kilogram wortel rebus atau 1,2 kilogram pepaya. Jumlah ini umumnya cukup sulit dipenuhi melalui makanan yang mereka konsumsi sehari-hari dalam sekali makan. Oleh karenanya, dalam merencanakan pola makan serat sesuai kebutuhan anak, selain harus bisa menentukan jenis dan jumlah (porsi) asupan serat, orang tua sebaiknya juga dapat mengatur jadwal makan serat untuk membiasakan anak menyantap makanan yang kaya kandungan serat dalam beberapa kali sehari. Orang tua dapat mengatur jadwal makan serat anak, bukan hanya di makanan utama, namun juga bisa dengan strategi tambahan seperti memberikan makanan berserat 3 kali sehari sebagai selingan (snack) makan atau snacking time. Upaya ini diharapkan dapat membantu para Ibu untuk memastikan asupan serat harian anak tercukupi," jelas Prof. Tati.

Halaman :


Editor : JakaPermana