Begini Upaya Disdik Kota Bogor Putus Budaya Tawuran

Untuk memutus budaya tawuran di Kota Bogor, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menguatkan pendidikan karakter dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain program jangka panjang itu, ada juga program jangka pendek. 

Begini Upaya Disdik Kota Bogor Putus Budaya Tawuran
Ilustrasi/Rizki Mauludi

INILAH, Bogor - Untuk memutus budaya tawuran di Kota Bogor, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menguatkan pendidikan karakter dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain program jangka panjang itu, ada juga program jangka pendek. 

Kepala Disdik Kota Bogor H. Fahrudin menjelaskan, langkah yang pertama dari pihaknya melakukan pencegahan jangka pendek yakni meminta pihak sekolah  melakukan pembina kesiswaan. Nantinya, sekolah harus betul-betul membimbing dan mempelajari gerak gerik anak.

"Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan perilaku pelajar, tidak hanya tawuran," ungkap pria yang akrab disapa Fahmi di Balai Kota Bogor pada Kamis (13/2/2020) siang.

Baca Juga : Begini Upaya Ida Fauziyah Tingkatkan Kemampuan Calon Tenaga Kerja

Fahmi melanjutkan, langkah selanjutnya, komunikasi dengan orang tua dengan cara parenting melalui sekolah. Kemudian komunikasi satgas pelajar di sekolah dengan tingkat kota. Tujuannya, mengantisipasi kejadian luar sekolah kemudian dengan satpol PP Kota Bogor juga kepolisian. Ini juga harus diinformasikan kepada aparatur wilayah serta Babinsa dan Babinkamtibmas.

"Itu sudah dilakukan dan jangka panjangnya pendidikan karakter, tidak usah mengubah kurikulum, tapi pendidikan karakter harus dikuatkan. Jadi tidak hanya fokus akademis tapi menjadi satu bagian pendidikan akademis itu," tambahnya..

Fahmi membeberkan, kalau boleh diurutkan nomor satu adalah pendidikan karakter kemudian baru pendidikan akademis, seperti kata bapak Anies Baswedan manta menteri pendidikan, pendidikan karakter itu ada karakter norma dan ada karakter kinerja. 

Baca Juga : Jokowi Kecewa,  TWM Cuma Didenda Rp 15 Juta

"Kami tidak mau anak itu jujur tapi males, tidak mau anak itu rajin shalat tapi tidak memiliki daya juang tinggi. Ini dia karakter norma dan kinerja harus betul-betul mantap, diatas karakter ini mereka bisa memanfaatkan ilmu yang dimiliki cara berfikir kritis juga inovatif," bebernya.

Halaman :


Editor : Bsafaat