Bencana Hidrometeorologi Mengancam, Ini Harapan Uu Buat BPBD

Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menggantungkan harapan penuh kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), unsur TNI, Polri dan stakeholder terkait, menyikapi ancaman bencana hidrometeorologi.

Bencana Hidrometeorologi Mengancam, Ini Harapan Uu Buat BPBD
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menggantungkan harapan penuh kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), unsur TNI, Polri dan stakeholder terkait, menyikapi ancaman bencana hidrometeorologi./dokumen inilahkoran

Dia berharap, melalui apel kesiapsiagaan ini dapat melanjutkan tren positif pada 2021 lalu dalam menekan timbulnya bencana. Sekaligus menurunkan indeks risiko bencana Jawa Barat menjadi lebih baik lagi, berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan. Demi merealisasikan harapan tersebut, Pak Uu meminta seluruh stakeholder terkait dapat bekerja sunggung-sungguh dalam melakukan pencegahan, tanggap darurat dan pasca bencana.

“Keberhasilan Provinsi Jawa Barat adalah menurunkan indeks risiko bencana, dimana tahun 2021 masuk dalam kategori provinsi dengan indeks risiko bencana sedang. Tahun sebelumnya selalu berada dalam kategori tinggi. Melalui apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi ini, jangan hanya jadi ajang seremonial saja. Oleh karena itu saya mengajak semua pihak yang hadir pada apel pagi ini, untuk selanjutnya melakukan tindaklanjut kepada semua jajaran di wilayah masing-masing, agar melaksanakan langkah nyata dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi tahun ini. Selanjutnya diharapkan BPBD Jabar, kabupaten dan kota dapat menjadi penggerak utama seluruh mitra kerja dalam kegiatan pencegahan, tanggap darurat dan pasca bencana,” harapnya.

Sementara Sekretaris BPBD Jabar Budi Juanda mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan seperti himbauan, pembuatan posko kesiapsiagaan dan lain-lain dalam mengantisipasi, khususnya di daerah yang rawan bencana. Termasuk dalam menyiapkan personil, baik dari provinsi maupun kabupaten dan kota, serta stakeholder lainnya guna meredam dampak signifikan bila terjadi bencana.

Baca Juga : Sikapi Dugaan Pungli di SMAN 3 Bekasi, Ridwan Kamil Minta Sekolah Tidak Sembarangan Ambil Keputusan

“Untuk kejadian, mungkin bisa lebih sedikit. Tapi potensi lebih besar di 2022 ini. Semua himbauan kita tindaklanjuti. Biasanya kita membuat posko kesiapsiagaan. Sama juga TNI dan Polri, salah satunya seperti posko nataru (natal dan tahun baru). Itu indikasi kesiapsiagaan kita untuk aktivitas di wilayah yang memang rawan berdasarkan peta kajian. Jabar tengah sampai selatan itu longsor. Pasti itu. Potensi retakan tanah atau pergerakan tanah sama longsor. Curah hujan tinggi dan ekstrim itu risiko terjadinya longsor maupun retakan tanah. Kalau Pantura relatif gelombang dan banjir rob. Mungkin itu menjadi perhatian kita. Total personil siap siaga di BPBD Jabar 200 orang untuk lapangan. Kalau kabupaten dan kota ada 27, tinggal dikalikan saja. Lebih kurang ada sekitar 5000 personil. Itu baru di BPBD saja, belum dari TNI, Polri dan lainnya,” tandasnya. (Yuliantono)

Baca Juga : FOTO : Diskusi Japri, Filosofi Toilet

Halaman :


Editor : JakaPermana