Bukan Hujan Faktor Utama Kasus DBD di Kota Cimahi, Tapi Hal Ini

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat hingga Mei 2022 sudah ada 380 orang warga Kota Cimahi yang terkena DBD dan tersebar di kelurahan Kota Cimahi.

Bukan Hujan Faktor Utama Kasus DBD di Kota Cimahi, Tapi Hal Ini
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat hingga Mei 2022 sudah ada 380 orang warga Kota Cimahi yang terkena DBD dan tersebar di kelurahan Kota Cimahi./ilustrasi

INILAHKORAN, Cimahi - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mencatat hingga Mei 2022 sudah ada 380 orang warga Kota Cimahi yang terkena DBD dan tersebar di kelurahan Kota Cimahi.

Kendati demikian, Dinkes Kota Cimahi menilai, bukan hujan yang menjadi faktor utama tingginya angka kasus DBD di wilayahnya melainkan karena faktor minimnya kesadaran masyarakat.

"Jadi kalau melihat potensi peningkatan DBD di Kota Cimahi, hujan bukan faktor utamanya. Namun kesadaran masyarakat mengenai membersihkan sampah, yang bisa menyebabkan genangan air yang minim membuat tingkat penyebaran DBD terus meningkat," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, Selasa 20 September 2022.

"Dikhawatirkan, genangan air sisa hujan yang dibiarkan beberapa hari oleh masyarakat. Bisa membuat berkembang biaknya nyamuk lebih cepat, bila itu terjadi bisa membuat bahaya DBD terus tinggi," tuturnya.

Ia menjelaskan, jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan air. Sehingga masyarakat penting menjalankan PSN di rumahnya masing-masing.

"Tdak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah. Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri, nggak akan ada yang memeriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri," ujarnya.

Sementara untuk fogging, sambung dia, bakal dilakukan setelah adanya laporan kasus yang ditindaklanjuti dengan asesmen. Fogging sendiri hanya ampuh untuk membunuh nyamuk dewasa.

"Untuk fogging efektif untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi jentik dan telur nyamuk harus dengan PSN dan sebagainya," ucapnya.

Ia berharap, masyarakat tidak bergantung pada pengobatan penyakitnya. "Tapi lebih bisa mencegah bahaya penyakit DBD dengan menjaga lingkungan," tandasnya. *** (agus satia negara).


Editor : JakaPermana