Dinkes Jabar Ingatkan Masyarakat Bahaya Stunting dan PTM

Mengatur pola kesehatan adalah investasi terbesar bagi manusia. Mencegah, dinilai sebagai upaya paling jitu disandingkan mengobati penyakit.

Dinkes Jabar Ingatkan Masyarakat Bahaya Stunting dan PTM
INILAH, Bandung- Mengatur pola kesehatan adalah investasi terbesar bagi manusia. Mencegah, dinilai sebagai upaya paling jitu disandingkan mengobati penyakit.
 
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat memberikan penyadaran tentang pentingnya masalah asupan gizi terhadap kesehatan.
 
Mereka menggelar Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) di Car Free Day (CFD) Jalan Ir.H.Djuanda (Dago), Kota Bandung, Minggu (27/1) Pagi. 
 
Kegiatan ini bersamaan dengan memperingat hari Gizi Nasional ke-59 tingkat Provinsi Jawa Barat yang jatuh pada 25 Januari lalu. 
 
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Dodo Suhendar mengatakan, ada dua aspek yang sampaikan kepada masyarakat pada kegiatan ini. Yang pertama dalam rangka mencegah stunting.
 
"Bagaimana masyarakat memahami, stunting ini kan bukan hanya masalah kesehatan, bukan masalah pendek dan tinggi badannya. Kemudian juga nanti ada resiko tinggi untuk penyakit-penyakit metobolik," ujar Dodo.
 
Dodo katakan, prevelensi stunting di jawa barat sudah menembus angka 29,2 persen pada tahun 2018. Sedangkan Tahun 2017 masih 25,1 persen.  Demikian ada peningkatan.
 
"Di kita ada 13 kabupaten yang di atas 30 persen, yang paling tinggi adalah Garut di atas 40 persen. Jadi kita prioritaskan," katanya.
 
Dodo tambahkan, permasalahan gizi, dewasa ini bukan lagi mengenai gizi buruk dan kurang gizi. Namun, kurang gizi dan gizi berlebih alias obesitas pun masuk dalam konsentrasi dari pihaknya.
 
"Nah ini yang paling mendasar adalah asupaj gizi para ibu hamil, bayi, anak anak. 1000 hari kehidupan pertama. Nah ini asupan gizinya tergantung pada pengetahuan ibu, kemampuan ekonomi, dan juga pencegahan penyakitnya," katanya.
 
Aspek kedua, Dodo sampaikan, mengenai Penyakit Tidak Menular seperti jantung, struk, kanker, gagal ginjal dan diabetes yang memang menyerap dana cukup besar untuk pengobatan, bahkan membuat tekor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) . 
 
Karena itu, pihaknya mengajak masyarakt untuk melakukan perubahan dalan pola makan, aktivitas fisik dan mengecek kesehatan secara dini.
 
"Seperti tidak merokok, mengelola stres, itu diharapkan akan mengurangi penyakit penyakit PTM yang tadi membutuhkan dana besar," ucapnya.
 
Dodo katakan, hal ini pun sebagai penyiapan sumber daya generasi muda yang akan datang. Hanya saja, permasalahan kesehatan ini tak melulu tugas dari dinas kesehatan. 
 
"Kalau generasi muda hanya banyak tapi tidak berkualitas kan ya kurang berarti, tapi kalau kualitasnya bagus maka misalnya stunting ini juga merupakan kualitas sumber daya manusia, bukan hanya masalah kesehatan tapi juga tanggung jawab bersama," paparnya.
 
Dengan begitu, dalam Hari Gizi Nasional ini pihaknya ingin mengajak masyarakat memandang masalah gizi itu adalah bagian dari hidup agar tetap menjadi sehat dan produktif. Jadi.  Jangan sampai salah langkah, mengabaikan soal gizi akhirnya kita berdampak pada penyakit tadi. 
 
"Kita mengajak masyarakat lebih baik mencegah daripada kita mengobati, ada istilah waktu muda karena sehat kita dapat uang, tapi kalau sudah tua cari uang supaya sehat," pungkasnya. 


Editor : inilahkoran