Dirjen WHO Tunggu Kepemimpinan Indonesia di G20 pada 2022

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13.

Dirjen WHO Tunggu Kepemimpinan Indonesia di G20 pada 2022
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. (antara)

INILAH, Badung - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan sambutannya pada pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 mengatakan ia menanti kepemimpinan Indonesia di G20 untuk periode 2022 dan berharap Indonesia dapat memperkuat solidaritas negara-negara di Asia Pasifik.

"WHO menanti saat bekerja sama dengan Indonesia saat Indonesia memimpin G20 pada 2022 dan berharap Indonesia tetap berkomitmen memelihara solidaritas di kawasan demi membangun Asia Pasifik yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan," kata Tedros lewat sambutannya pada pembukaan BDF ke-13 di Nusa Dua, Bali, Kamis (10/12).

Tedros dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memberi kata sambutan pada pembukaan Bali Democracy Forum ke-13 di hadapan ratusan delegasi asing yang mengikuti acara lewat aplikasi video konferensi dan secara langsung di Nusa Dua, Bali.

Baca Juga : Kabinet Saudi: Perjuangan Palestina Jadi Isu Arab yang Fundamental

Keduanya memberi sambutan lewat tayangan yang telah direkam sebelumnya dan disiarkan pada acara pembukaan.

Dalam kesempatan itu, Tedros menyambut baik acara Bali Democracy Forum dan menyebutkan demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan aturan hukum merupakan faktor penting yang membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, pelindungan terhadap lingkungan, dan mengurangi kesenjangan.

Dampak pandemi Covid-19 yang dialami warga di lebih dari 200 negara menunjukkan sektor kesehatan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi dan politik, khususnya pelaksanaan nilai-nilai demokrasi di masyarakat, terang Tedros.

Baca Juga : Turki Desak EU Pakai Akal Sehat dalam Sengketa Gas Alam

"Nyawa dan sumber pendapatan banyak yang hilang, stabilitas sosial, politik, dan ekonomi pun terancam oleh virus (SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, red) yang mewabah di tengah tingginya kesenjangan antarnegara, khususnya terkait kapasitas sistem kesehatan," kata dia menjelaskan.

Halaman :


Editor : suroprapanca