Empat Gerbang Utama Masuknya Jin pada Manusia (2)

TERIMAKASIH telah sabar menunggu kelanjutan oretan ini. Maksud saya, bagi yang benar-benar menunggu. Kita lanjutkan pada pintu gerbang yang ketiga, yaitu lalai yang berlebihan. Lalai yang dimaksud di sini adalah melupakan Allah, melupakan urusan agama, melupakan urusan akhirat.

Empat Gerbang Utama Masuknya Jin pada Manusia (2)
Ilustrasi/Net

TERIMAKASIH telah sabar menunggu kelanjutan oretan ini. Maksud saya, bagi yang benar-benar menunggu. Kita lanjutkan pada pintu gerbang yang ketiga, yaitu lalai yang berlebihan. Lalai yang dimaksud di sini adalah melupakan Allah, melupakan urusan agama, melupakan urusan akhirat.

Manusia yang urusan hidupnya selalu saja fokus pada urusan perutnya sendiri, urusan harta dan tahta duniawi, sampai pada tingkat lupa akan Allah Yang Mahamengatur maka mereka disebut lalai yang berlebihan. Jin sangat mudah masuk merasuki dirinya, lalu kejinan.

Manusia yang selalu ingat kepada Allah, senantiasa dadanya dipenuhi oleh gemuruh dzikir, jin tak kan mampu mendekat apalagi merasukinya, bahkan lari sebelum bertemu. Inilah sebabnya mengapa Rasulullah mengajarkan doa pagi sore, mengajarkan dzikir-dzikir, agar ummatnya selamat dari gangguan jin dan gangguan-gangguan hidup lainnya. Sudah belajarkah doa dan dzikir yang diajarkan Rasulullah?

Baca Juga : Orang Kafir di Ujung Maut, Bolehkah Ditalkin?

Pintu gerbang yang keempat adalah marah yang berlebih-lebihan. Marah itu sesungguhnya manusiawi, artinya sifat yang bisa dan biasa muncul karena sebab-sebab tertentu. Selama marah itu wajar dari sisi tensi dan penyebabnya, maka itu masih bisa dimaklumi. Tapi jika marah itu adalah tanpa sebab, atau terlalu hebat dibandingkan sebab maka itu bisa disebut dengan berlebih-lebihan. Hati-hatilah, jin mengintai. Bisa kerasukan.

Nah, mari kita introspeksi diri sebagai pribadi dan sebagai masyarakat. Kalau hidup kita dipenuhi oleh rasa takut berlebihan, bangga bahagia berlebihan, lalai yang berlebihan dan marah yang berlebihan maka sangat besar kemungkinan banyak yang kerasukan jin walau tidak diberitakan di media massa dan media sosial.

Semoga kita tidak kerasukan jin. Tanda-tanda yang tidak kerasukan jin itu, salah satunya, adalah mengamini doa ini dan atau mengomentari tulisan ini dengan tidak marah-marah. Salam, AIM. [*/habis]

Baca Juga : Tekanan Sakratul Maut bagi Orang Zalim


Editor : Bsafaat