Hobi Pamerkan Boarding Pass? Awas Bahaya

MOMEN perayaan tahun baru di era digital kini tidak lagi hanya dirasakan sendiri, namun juga dibagikan kepada publik, terutama melalui platform media sosial.

Hobi Pamerkan Boarding Pass? Awas Bahaya
Ternyata memamerkan boarding pass via media sosial mengundang bahaya besar
MOMEN perayaan tahun baru di era digital kini tidak lagi hanya dirasakan sendiri, namun juga dibagikan kepada publik, terutama melalui platform media sosial.
 
Dalam beberapa kasus, banyak orang yang suka membagikan boarding pass penerbangan mereka di media sosial sebagai pemberitahuan secara publik atas partisipasinya dalam merayakan momentum besar tersebut. Banyak orang pula yang berpikir bahwa memposting foto boarding pass ke jejaring sosial adalah cara yang bagus untuk unjuk diri.
 
Padahal nyatanya hal tersebut juga bisa menjadi langkah menuju 'mimpi buruk', karena dapat digunakan oleh seseorang dengan niat jahat.
 
Dikutip dari siaran pers Kaspersky Lab, Rabu (2/1/2019), pelaku kejahatan dapat melakukan berbagai tindakan dengan data pada boarding pass Anda.
 
Berdasarkan nomor penerbangan, akan terlihat waktu Anda pergi dan kembali. Maka para pelaku kejahatan akan mengetahui kapan rumah Anda tidak berpenghuni dan melancarkan aksinya seperti pencurian mobil dan barang berharga lainnya.
 
Pengaturan tempat duduk Anda pun dapat dikontrol. Hanya dengan data yang tertera pada boarding pass, orang yang berniat jahat juga bisa meretas dengan mengacak nomor kursi dan membuat kenyamanan Anda terusik.
 
Mirip halnya dengan mengubah kursi, hanya dengan menggunakan data pada boarding pass Anda, mereka juga dapat mengubah tanggal penerbangan yang sudah dipesan sebelumnya.
 
Demikian pula dengan data Passenger Name Record (PNR), nomor ini dapat digunakan untuk trik rekayasa sosial dan akses menuju profil Anda. Setelah pelaku kejahatan mendapat akses ke profil, mereka mungkin menghabiskan semua bonus yang Anda miliki.
 
PNR adalah kode reservasi, yang berfungsi sebagai pengenal unik penumpang dalam sistem reservasi komputer. Ini termasuk data rute dan semua yang bepergian bersama Anda.
 
PNR juga termasuk informasi tentang tarif, serta informasi pembayaran (seperti nomor kartu kredit). Dalam beberapa kasus, informasi aktif yang berada di dalam PNR juga termasuk nomor telepon penumpang, detail akomodasi di negara tujuan, tanggal lahir, dan data paspor.
 
Jika PNR termasuk nomor ponsel, itu adalah kesempatan bagi para scammer menduplikasi kartu SIM, bahkan memberikan pelakunya kesempatan untuk membersihkan akun Anda dari uang dan menggunakannya untuk pembayaran online.
 
"Membagikan boarding pass di media sosial adalah hal yang sangat sering kita temui bahkan di Indonesia sendiri. Jika memang masih ingin membagikannya di media sosial akan lebih baik untuk menyamarkan kode barcode, nama, e-mail dan informasi penting lainnya, namun lebih baik lagi jika Anda dapat membagikan momen perjalanan hanya saat tiba di tempat tujuan dan merasakan liburan yang nyaman," kata Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Lab APAC. (inilah.com)


Editor : inilahkoran